Taehyung POV
“Ya, apa tidak terlalu sulit jika kita sendiri
yang melakukannya?”
Eluhku sambil
mengacak surai hitam kehijauan milikku. Ah aku frustasi dengan apa yang harus
kuperbuat demi Appaku. Sekali saja biarkan aku menyelamatkan Appaku dari kebangkrutan
yang tengah menghantuinya selama beberapa bulan ini. biarkan aku mengakhirinya.
“Lalu bagaimana hyung?” tanya Jungkook lagi.
“Apa menurutmu Seulyeon noona dan Jinhwan hyung
saling menyukai?”
Tanyaku
mengintrogasi, jungkook tampak berfikir keras, mencari sesuatu hal yang selama
ini tak pernah dikorek dari memori penuh miliknya.
“Kurasa iya”
jawab Jungkook ragu. Jangankan Jungkook,
aku sendiri juga meragukan hal itu. Jinhwan hyung masih cukup normal untuk
menyukai yeoja yang biasa biasa saja bukan?
“Bagus, kau tau Nayeon?”
Tanyaku
memastikan dengan menyebut nama sunbae cantik yang satu kelas dengan Jinhwan
hyung dan Seulyeon sunbae kebetulan kudengar Nayeon sunbae juga menyukaiku.
“Bukankah itu yeoja yang mengejarmu hyung?”
Tanya Jungkook
dengan wajah polosnya yang terlihat begitu penasaran.
“Kita akan meminta bantuannya dan setelah itu aku
akan memberikan diriku padanya”
X-Beautiful Liar-X
Jinhwan POV
“Aigo.. hosh hosh..”
Lenguh Jinhwan
sambil menyentuh pundak Seulyeon yang baru saja ia kejar.
“Ya Jinanie! Kau.. eh.”
Ucapan Seulyeon
seketika terhenti tatkala melihat yeojanya ah ani, sahabat baiknya—Kim Jinhwan
yang masih belum mampu mengatur nafasnya.
“Kau ini kesambet setan apa eoh?”
Tanya Jinhwan
saat nafasnya sudah mulai teratur kembali.
“Ya! Aku tidak ingin kau merasa repot dan harus
membangunkanku tiap pagi aish”
Alibi Seulyeon
sambil menggesek salah satu ujung sepatunya ke ujung sepatu lainnya. Ya semalam
ia baru menyadari ternyata dalam kurun 10 tahun ini dia sangat menyusahkan Kim
Jinhwan. Sudah saatnya untuk dirinya menjadi dewasa bukan? Ya walaupun ini
benar benar sebuah perjuangan yang sangat berat untuk membuat dirinya bangun
dengan caranya sendiri. Harus kau ketahui, kedua buah bola mata Seulyeon masih
terasa berat sekarang.
“Aigo.. jangan lakukan itu lagi lihatlah matamu,
besok ku jemput seperti biasa arra? huh nyonya Kim sudah dewasa ya sekarang”
Seulyeon
mengangguk setelah mendapati ocehan Jinhwan tentang dirinya.
“Hah? Kau mengangguk? Astaga.. kau sudah bersedia
menjadi nyonya Kim eoh?”
Sela Jinhwan
setelah mendapati reaksi tak terduga dari yeojanya itu. Dia tersenyum kikuk
melihat pipi sang yeoja—Hwang Seulyeon memerah padam mendengar tanyanya.
“Ige mwoya? Cih bermimpi saja sana”
Jawab Seulyeon
sambil berjalan menjauhi Jinhwan.
X-Beautiful Liar-X
Seulyeon POV
“Ck, sebenarnya apa jalan pikiran tuan Kim itu. Ah
molla tak habis fikir aku dengannya”
Kau tahu aku
sedikit ... um sedikit bingung mengkin dengan perasaanku sendiri. Kalau kalian
bertanya apa aku menyukai Jinhwan? Tentu tidak. Aku tidak menyukainya.
Tapi setiap
Jinhwan memanggilku dengan sebutan nyonya Kim aku merasa.. itu memang hal yang
pantas didapatkan olehku, dan aku tidak bisa menolaknya begitu saja. Ah mungkin
aku sudah gila, rasanya perutku geli tiap mengingat hal semacam ini. aku benci
kupu kupu berterbangan.
Ah ada baiknya
sekali kali aku mencoba tidur dikelas pada saat jam istirahat? Bukankah itu
menyenangkan? Jinhwan pasti akan membangunkanku jika bel masuk sudah berbunyi.
“Seulyeon-ssi!”
Apa tadi ada yang
memanggilku? Ah sial, aku baru saja memejamkan mata. Apa dia tidak tau aku
siapa? Apa tidak tau kalau aku sedang ingin tidur. Ah seharusnya Jinan ada
disini.
Tanyaku sambil
tetap pada posisi memejamkan mataku. Aku terlalu malas membuka mataku untuk
si-yang mengganggu tidur siangku.
“Ya, bangunlah..”
Apa ini suara
yeoja? Ige mwoya? Ah.. apalagi ini. apa dia juga tidak tau kalau aku tidak suka
berinteraksi dengan manusia sejenis mereka?
“uhm.. wae Nayeon ssi?”
Tanyaku setelah
melihat siapa yang mengganggu tidurku. Masih teman sekelasku. Cantik, menarik,
sayangnya sombong dan terus terusan mengatasnamakan dirinya dengan title uang
yang.. ah sudahlah.. intinya dia suka memamerkan hartanya. Ck, menggelikan.
“Bisa kau ikut aku? Ke UKS?”
Tanya Nayeon
sambil menatapku dengan sedikit aneh menurutku. Tapi baiklah.. toh aku hanya
diminta ke UKS saja kan? Baiklah aku sedang tidak ingin membuat onar dengan
memarahinya kali ini.
“Ah arra”
Aku dan Nayeon
berjalan menuju UKS, aku sendiri tidak tahu apa yang akan kami lakukan di UKS.
Bodohnya aku tidak bertanya. Tapi aku tidak peduli, toh di UKS banyak ranjang
kan? Aku bisa meneruskan tidurku disana.
“Nayeon-ssi untuk apa kita ke UKS?”
Tanyaku sambil
melipat kedua tanganku didepan dada. Aku berusaha sedikit baik terhadap
dirinya. Ya walaupun sebenarnya aku sendiri tidak menyukai kepribadiannya
secara menyeluruh.
“Sudahlah.. ikut saja”
Aku berusaha
menghiraukannya dan tetap membuntutinya menuju UKS. Satu hal.. aku sedikit
lapar sekarang, dan kebetulan kantin dan UKS letaknya bersebelahan.
Tapi aku berusaha
menjaga imageku sekarang. Kau tau kenapa? Tentu saja karena disini tidak ada si
tuan tampan—Kim Jinhwan. Kalau tidak ada dia siapa yang mau menyelamatkanku?
Entahlah. Apa dia marah karena aku membuatnya mencariku di rumah dan
meninggalkannya saat berangkat sekolah tanpa memberitahu dirinya terlebih dulu.
Aish Jinhwan kau selalu membuatku khawatir.
“Ayo masuk!”
Ajak Nayeon
sambil sibuk melepas tali sepatu pengikat converse merahnya, aku hanya
mengangguk kecil dan ikut melepas sepatuku adidas baru yang dibelikan Appa
minggu lalu. Jangan ditanya model apa yang kupakai. Sepatuku sama seperti milik
Jinan, appa membeli dua pasang yang hanya beda ukuran kemarin. Ah aku
menyesal,, kenapa kakiku begitu kecil seperti wanita. Uh
“Oppa! Kau imut sekali eoh?”
“Jinjjayo?”
Hah? Suara siapa
itu tadi? Kenapa terdengar seperti... aku menolehkan kepalaku menelusuri tiap
sudut kantin dan ternyata suara itu berasal dari meja yang terletak di ujung
kantin yang tidak jauh dariku.. bukankah itu Jinhwan? Kenapa dia datang bersama
banyak yeoja? Kenapa hatiku sakit? Ah molla, menggelikan. Dasar Tuan Kim si
Playboy Internasional.
X-Beautiful Liar-X
Jinhwan POV
maaf nomor yang anda tuju
sedang sibuk
silahkan tekan 1 untuk
meninggalkan pesan.
“Aish.. yeoja ini... tadi pagi meninggalkanku, di
sekolah menghilang begitu saja, pulang tak pamit denganku, kutelfon tidak di
angkat, eommanya juga.. ah”
apa mereka benar
benar orang yang sangat sibuk sehingga se rumah tidak ada yang mengangkat
panggilanku?
Oh ya.. apa
mungkin aku lupa belum menceritakannya pada kalian. Kalian pasti merasa kalau
aku belum pernah menyebutkan Appa Seulyeon? Sstttt.. Appa dan Eomma Seulyeon
sedang berada dalam masalah besar saat ini. kehidupan pernikahan mereka sudah
di ujung tanduk, hanya tinggal menunggu para hakim mengetuk palu, putus sudah
janji suci yang mereka ucapkan dulu.
Entahlah , aku
sendiri tidak berani menanyakan hal ini pada Seulyeon. Meskipun aku tak pernah
melihatnya menangis sejak terakhir kali aku melihatnya 10 tahun yang lalu, tapi
aku benar benar tidak tega melihat yeoja bersedih sekalipun dia mencoba
terlihat kuat layaknya yang selalu Seulyeon lakukan.
Aku tidak tahu
apakah sebegitu jahatnya Appa Seulyeon terhadap Seulyeon dan eommanya. Yang kutahu
Appa Seulyeon sangat dekat dengan Seulyeon akan tetapi memang kuakui aku belum
pernah sama sekali melihat Appa dan Eomma Seulyeon saling berbicara. Beberapa
hari yang lalu saat aku diminta Seulyeon untuk memijat bahunya ia mengerang
keras saat aku menyentuh salah satu bagian di punggungnya. Ia hanya bilang itu
sedikit memar.. aku rasa itu perbuatan tuan Hwang. Mungkin Appa dan Eommanya
bertengkar dan saling pukul, Seulyeon mungkin mencoba melerai, alhasil dialah
yang menjadi korban. Aku juga sempat menawarkan pada Seulyeon untuk ke rumah
sakit tapi dia bilang dia tidak apa apa.
Aku merasakan
sebuah perasaan tak nyaman tiba tiba. Apa ini ada hubungannya dengan Seulyeon?
Ah ada baiknya aku segera kesana.
X-Beautiful Liar-X
Aku langsung
masuk begitu sampai di rumah Seulyeon. Toh tidak akan ada yang memarahiku—“
Lantas dimana
Seulyeon? Dimama bibi Hwang? Dimana semua ahjumma yang bekerja disini? Kenapa
rumah sebesar ini sangat hening? Sepi sekali.. biasanya tv di ruang tengah akan
menyala dengan volume suara sangat besar karena Seulyeon sendiri benci
‘kesepian’
“Yeonni ya!!!”
Hening—lagi lagi
tidak ada jawaban. Aku segera menuju kamar Seulyeon yang ada di lantai atas.
Aku mencoba menempelkan telingaku pada pintu kamar yang masih tertutup rapat.
Aku tidak mendengar suara apapun..
Aku langsung
membuka kamar dan—Hwang Seulyeon sedang tertidur pulas di kasurnya. Akan
tetapi.. hey tunggu.. Seulyeon sedang memakai baju dengan lengan pendek
sehingga bahunya sedikit terlihat dan.. disana merah.. tangannya memar dan lagi
wajah Seulyeon terlihat seperti barusaja menangis.
Aku mencoba
membangunkan Seulyeon, tapi dia terlalu sulit untuk di bangunkan.
“Yeonniya, tanganmu kenapa? Irreonna chagiyaa”
Seulyeon mulai
terbangun, matanya sangat merah. Dia berusaha beranjak dari surga kehidupannya,
tapi ia malah tidak kuat menopang dirinya sendiri dan.. alhasil aku harus
menangkapnya agar ia tak lagi terjatuh di bantal. Bisa bisa dia tertidur lagi.
“Ya! Apakah Appamu memukulimu lantaran kau membela
eommamu lagi?”
“Aniya.. gwaenchana ahh”
Seulyeon
mengerang kesakitan ketika ia berusaha memindahkan posisi lengannya. Tampaknya
memarnya cukup parah.
“Aish.. kau ini chakkaman”
Aku segera menuju
lantai bawah dan langsung masuk ke dalam kamar yang biasa di gunakan bibi Hwang
menaruh segala macam keperluan. Ah ini.. aku sudah menemukan sekotak p3k yang
bibi Hwang miliki.
“Apa ini sakit? Apa kau dipukul lagi?”
Tanyaku setelah
memberi obat dibagian pundak Seulyeon yang memar. Seulyeon tampak berfikir..
entahlah sepertinya prosesornya sedang lambat. Mungkin ia mengantuk dan
kesulitan mencerna kalimatku.
“Ya! Kau mau kupukul hah, aish”
Teriak Seulyeon
sambil memukulku. Dasar pemukul
“Yeonniya! Kau kenapa begitu sensitif padaku eoh?
Aku juga berhak tau!”
Bentakku kasar.
Aku tidak habis fikir dengan yeoja ini. mau bagaimanapun kodratnya tetaplah
seperti yeoja pada umumnya bukan? Ah sial aku sangat kesal dengan si calon
nyonya Kim ini, bagaimana bisa ia punya temperatur sangat keras kepala. Aish
“Nuguseo!”
Elak Seulyeon
sambil melihatku dengan tatapan yang tidak biasa. Ingin rasanya aku menerkamnya
sekarang, kromosom jenis apa yang telah diturunkan oleh paman Hwang dan bibi
Hwang? Tidak aneh sebenarnya.. orang tuanya pun sama keras kepalanya dengan
anaknya.
“Aish terserahmu”
Sela ku sambil
menekan bagian pundak Seulyeon. Itu hukuman untukmu chagiya.
“Ya! Kau menekannya terlalu kencang bodoh!”
--
Aku benar benar
tidak habis fikir lagi .. lagi .. dan untuk kesekian kalinya.. lagi..., mengapa
paman dan bibi Hwang sangat baik padaku jika mereka tidak saling bersama,maksudku..
jika saat tidak ada bibi Hwang, maka paman Hwang akan bersikap sangat baik
didepanku, begitu pula dengan bibi Hwang. Apakah yang aku rasakan juga yang Seulyeon rasakan?
Entahlah. Aku
setiap hari hanya bisa menerawang waktu berharap aku benar benar bisa menjaga
Seulyeon sepenuhnya secepat mungkin. Aku tidak mau berlama lama melihatnya
tersiksa sedangkan aku tidak mampu berbuat apa apa.
Kalau kalian
berfikir mengapa tidak ku adukan saja pada orang tuaku atau yang lain? Tentu
saja tidak, aku tidak ada hak untuk menyeret orang lain dalam permasalahan
orang lain pula sekalipun ia mungkin akan jadi istriku nantinya. Aku percaya
Seulyeon adalah yeoja yang kuat. Itu saja.
“Apa kau sudah makan?”
Tanyaku pada
Seulyeon yang sibuk memilih deretan kamus yang telah kutata rapi di raknya. Dia
hanya melirikku sebentar lalu pandangannya kembali terfokus pada deretan kamus
besar membosankan itu,
“Aish.. apa kau marah? Apa salahku eoh?”
Aku hanya bisa
mengacak rambutku frustasi. Gadis ini benar benar susah dimengerti sekalipun
aku sudah bersama dengannya selama 10 tahun belakangan, tapi tetap saja. Dia
ini benar benar tidak konsisten dengan sifatnya sendiri.
Seulyeon bukannya
menjawab pertanyaanku dan malah bersiap keluar kamar.
“Tanya saja pada hoobaemu yang kau ajak bertemu di
kantin tadi”
Aku hanya bisa
terdiam sesaat. Memangnya apa yang terjadi tadi di...
Apa Seulyeon
melihat itu?
Flashback ON
Kringgg! Kring!!
Ah jam istirahat
akhirnya berbunyi juga. Seulyeon masih saja tertidur pulas, entahlah apa memang
sebegitu mengantuknya hingga jam istirahat tak lagi di dengarnya?
Ah ada baiknya
aku ke kantin sendirian dan membelikan makanan untuknya, seingatku Seulyeon
tadi pagi melupakan sarapannya.
“Jinhwan Oppa!”
Siapa yang
memanggilku? Aku menolehkan kepalaku ke segala arah..
“Ya, aku disini Oppa!”
Cih Oppa? Aish
yeoja ini apa yang ia inginkan? Dia sungguh sangat genit terhadap semua namja
yang ia temui. Bahkan Yeonniku saja yang lebih muda dariku seumur hidup tidak
pernah memanggilku Oppa, tapi yeoja ini? aish sungguh sok asyik sok kenal sok
dekat sekali dia.. ya walaupun ia masih satu kelas denganku tapi itu
menggelikan!
Kau mau tau
siapa? Siapa lagi kalau bukan Im Nayeon? Yeoja bertubuh tinggi, kurus, dengan
rambut coklat gelombang yang sangat jarang ia ikat membuatnya tampak cantik.
Sayangnya aku suka yang tampan... ah aniya.. maksudku aku menyukai.. ani aku
mencintai Hwang Seulyeon. Kim Seulyeon.
Ah ada baiknya
aku segera menyudahi fantasiku.
“Ne? wae?”
Tanyaku dingin.
Aku membuang wajahku untuk menghindari eye contact dengannya. Jangan jangan dia
menggunakan jampi jampi tatapan mata agar aku bisa melt di depannya? Andwae itu
tidak boleh terjadi.
“Apa Oppa tidak menyapa murid murid baru? Apa
seperti ini tingkah anak emas milik sekolah?”
Kesah Hayeon
sambil mengubah nada bicaranya yang ia imut imut kan? Uh kau kira itu membuatku
gemas?
“Bukankah itu tugas kepala organisasi? Bukankah
jabatan itu sudah kulimpahkan padamu? Membuang waktu saja”
Alibiku
meninggalkannya pergi begitu saja. Apa mau yeoja ini? sungguh sangat aneh
bahkan seingatku terakhir kali aku berbicara dengannya saat pelimpahan jabatan
yang.. mungkin sudah sekitar 8 bulan lamanya. Dan bisa bisanya dia mengajakku
berbicara lagi dengan gaya yang sudah seperti ‘kita sudah lama berkenalan kita
sudah lama dekat’
Ah sudahlah toh
tidak ada gunanya untuk kufikirkan, lebih baik aku segera membelikan jatah
makan siangnya cacing perut Seulyeon.
Sesampainya di
kantin aku akan mendengar suara yeoja
yang tampak sedang membicarakanku ternyata Nayeon sedang mendatangi sebuah meja
dengan dua orang yeoja yang telah duduk manis disana. Aku mencoba
memperhatikannya berulang ulang? Apakah mereka murid baru itu? Nerd? Yang benar
saja.. jarang sekali ada anak seperti itu disini.
“Ah mian, mungkin Jinhwan oppa sedang tidak dalam
mood baik hari ini”
Ungkap Nayeon
dengan nada menyesal, sesekali ia melirikku.
Siswa baru. Ah
apa benar itu siswa baru? Kenapa aku seperti pernah melihatnya? Aish baiklah
aku harus menemuinya, bisa bisa imageku rusak hanya karena hal sepele seperti
ini.
“Ah oppa.. kau datang!”
Seru Nayeon
sambil tersenyum cerah melihatku.aku hanya balik memberi senyuman ‘terpaksaku’
“Ah apa kalian murid baru disini?”
Tanyaku berbasa
basi dengan kedua murid baru itu. Tentu saja aku akan berusaha sebaik mungkin.
Gelar anak emas yang kusandang tidak boleh luntur.
“Nde sunbae”
Jawab mereka
kompak. Aku sedikit merasa ganjil dengan semua ini mereka berdua—si murid baru
sama sama menundukkan kepalanya tanpa berani melakukan eye contact denganku,
entahlah aku seperti sudah pernah bertemu mereka sebelumnya. Tapi dimana? Dan
kenapa Nayeon terlihat begitu gelisah?
Singkat cerita
kedua murid baru itu yang mengaku sebagai hoobaeku mulai berani berbicara
banyak akan tetapi tetap saja kepala keduanya tetap menunduk. Hanya kacamata
botol yang menghiasi setiap wajah mereka saja yang terlihat menonjol. Sedangkan
Nayeon? Entahlah tadi dia berpamitan untuk memanggil seseorang untuk bertugas
di UKS.
“Oppa! Kau imut sekali eoh?”
“Jinjjayo?”
Seruku.. yang
lagi lagi hanya sekedar basa basi. Darimana ia tau aku imut sedangkan ia tak
menatapku sama sekali?
Ah aneh sekali..
ah pabo ya!!!
tiba tiba aku teringat Seulyeon. Gadis itu
pasti masih tidur dalam kondisi perut kosong. Andwae. Aku harus kembali ke
kelas secepatnya.
“Ya! Huseok apa kau melihat Seulyeon?”
Tanyaku pada
teman sekelasku setelah melihat yeoja yang seharusnya.. ani biasanya tidur di
kelas tak lagi ada di bangkunya. Ah bukan biasanya.. tapi tadi memang dia
sedang tertidur di mejanya bukan?
“Bukankah dia sedari tadi ikut nona Im untuk
menemaninya bertugas? Ah aku sangat bersyukur akhirnya yeoja itu mau bermain
dengan sebayanya”
Celoteh Huseok
sambil membolak balikkan sebuah komik anime dewasa yang mungkin adalah milik
Jimin yang notabene juga sahabat baiknya.
Flashback off
Aigo.. aku
menepuk kepalaku sendiri. Aish paboya.
Eh tunggu? Lalu
kenapa Seulyeon marah? Apa dia..
“Yeonniya! Neon eodiya?”
Aku menyusul
Seulyeon yang tadi turun ke lantai bawah. Hening tidak ada jawaban lagi.
Ternyata dia terlelap di atas meja makan. Mungkin dia sangat lelah hari ini.
Dasar princess Sleeping ugly~
Seulyeonni..Maafkan
aku ya. Aku tidak akan membuat rasa cemburumu semakin berkobar di kemudian hari
kkk~
Jungkook POV
Tanyaku pada Im
Nayeon noona melalui sambungan telepon. Aku tidak tahu apa jalan yang kulalui
sudah benar?
“Ne, tentu saja. Besok aku akan melakukannya
lebih. Ini masih permulaan, aku yakin Seulyeon pasti akan sangat marah”
Jawab Nayeon
dengan nada yang terdengar sangat puas.
“Ah begitu, lalu dua temanmu bagaimana?”
Ya, Nayeon noona
mengatakan bahwa ia mengajak kedua temannya untuk menjalankan misinya.
“Tenang saja.. mereka menjalankan perannya dengan
baik. Aku tidak menyangka hanya berbekal kacamata botol si Jinhwan sama sekali
tidak mengenali Jihyo ataupun Dahyun”
“Benarkah? Syukurlah.. aku sangat senang bekerja
sama denganmu noona”
Semoga yang
kulakukan benar ya tuhan.
Jimin POV
Hentakku setelah
mendengar penjelasan tuan Kim, Appa dari sepupuku Jinhwan.
“Appamu terkena penipuan. Jadi bersabarlah nak,
kau bisa tinggal dengan keluarga kami untuk sementara hingga perusahaan Appamu
pulih.”
Enteng sekali
jawabannya? Tidak aku tidak mau rencanaku gagal hanya karena masalah konyol
seperti ini. ini pasti ulah Jinhwan! Siapa lagi jika bukan dia! Dan.. ani aku
tidak mau serumah dengan rivalku sendiri sekalipun dia masih terhitung sebagai
sepupuku. Tidak dan tidak akan pernah. Apa harus aku membuatnya mengakui
perbuatannya dulu?
Arghhh!! Sialan!
Dunia sialan!
TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar