Sabtu, 30 Januari 2016

xxx 01

hello readers. perkenalkan aku zelika eka rahmawati
kalian bisa memanggilku zelika/jeli/jelay/ atau dengan nama koreaku Hwang Seul Yeon. but kayanya lebih enak panggil hw aja ya. entahlah suka aja
aku tau ini cuma catatan yang ga berguna sama sekali buat dibaca. tapi aku sadar, memendam sendiri itu bukan sesuatu hal yang gampang. maka dari itu blog ini dibuat. 
hw merasa makin hari masalah nambah terus dan semuanya itu kok yaa 'adaaa adaa aja'
entah itu dari pertemanan, sekolah, bias, dari faktor keluarga, lingkungan. semuanya itu ribet sumpah.
hw gatau harus mulai darimana. masalah yang mana yang harus hw selesein duluan.
belum lagi masalah cowo. duh itu adalah hal terumit yang pernah hw tau.
hw bukan juga si pengungkap hati yang mudah, yang bisa terang terangan ngomong jujur gitu. hw menyalurkan cuma bisa lewat tulisan. makanya itu hw pingin banget tahun depan bisa masuk SMA favorit dan bisa ambil jurusan bahasa.
untuk sekarang hw cuma pingin share itu aja sih. semoga malam minggu kalian menyenangkan ga kaya hw yang cuma di kamar ya readers! ^^ see ya! ^^

Jumat, 29 Januari 2016

Beautiful Liar Fanfiction Chapter 03

Author POV
“Yeonniya, irreona..nanti kita terlambat”
Seru Jinhwan sambil mengelus pelan surai coklat sahabatnya itu. Gadis ini benar benar tidur dengan nyenyak setelah kejadian kemarin. Kau masih ingat kan kejadian apa yang mereka alami kemarin?
Karena Seulyeon tidak kunjung bangun Jinhwan memutuskan ntuk menata keperluan sekolah Seulyeon. Ia menata rak buku Seulyeon dan juga mencarikan seragam Seulyeon. Seragam saja bukan dalamannya-____-“
Seulyeon sepertinya benar benar menyibukkan dirinya semalam, terbukti banyak buku di rak Seulyeon yang tergeletak begitu saja tanpa tahu tempatnya yang seharusnya.
Bukankah kemarin Lee saem tidak memberikan pekerjaan rumah? Jinhwan membuka satu persatu buku Seulyeon hingga ia menemukan secarik kertas biru laut yang terselip di dalam kamus bahasa jepang Seulyeon yang merupakan pemberian darinya juga.
Seulyeon sangat menyukai pelajaran bahasa asing.
Untunglah sekarang masih jam setengah 6 KST, pembelajaran masih dimulai sekitar jam 8 KST. Jadi jinhwan tidak terlalu khawatir kalau ia akan terlambat.
Jinhwan membuka kertas biru laut yang ia temukan tadi. ‘Hwang Seulyeon & Park Jimin’ kurang lebih seperti itulah tulisan yang ada di kertas itu. Tapi Jinhwan merasa ini bukan tulisan Seulyeon, tulisan Seulyeon tidak sejelek ini. apa ini tulisan tangan Jimin? Tapi untuk apa Jimin menulisnya? Sayangnya Jinhwan tidak bisa begitu saja menyimpulkan kalau itu tulisan Jimin, ia tak mengahafal betul tulisan sepupunya itu.
X-Beautiful Liar-X
“Jinaniee! Apa kau yang membereskan bukuku?”
Teriak Seulyeon sambil mengacak rak bukunya kembali. Ia sedang kalang kabut pagi ini, untung saja dia tidak terlalu kesiangan berkat Jinhwan.
“Wae? Apa kau mencari ini?”
Tanya Jinhwan dingin sambil mengeluarkan secarik kertas biru laut itu dari sakunya.
“Apa kau menyukai Jimin?”
Lanjut Jinhwan sambil menatap Seulyeon dengan tatapan yang ganas. Seulyeon merasa dia sebentar lagi akan di terkam.
“Ya! Shireo! Aku tidak menyukai Jimin paboya! Kenapa kau jadi aneh begini eoh, harusnya jika ada apa apa bertanyalah dulu. Aku menemukan kertas itu di lokerku kemarin aku juga tidak tahu siapa yang menaruhnya.”
X-Beautiful Liar-X
Seulyeon POV
Dasar Jinhwan, dia sensitif sekali. Huh ternyata benar kata yeoja penggosip itu. Jinhwan terlalu overprotectiv padaku. tapi entahlah, aku tiba tiba merasa senang melihat Jinhwan bersikap seperti itu padaku. ya walaupun alhasil sekarang ia malah mendiamkanku. Ah membosankan.
Aku mendudukkan tubuhku di salah satu kursi di taman dekat kantin. Jangan tanya kenapa aku ada disini di saat jam pelajaran, kau tahu kukira tadi pagi Jinhwan sudah menatakan bukuku dengan baik, aku lupa jika tadi dia sempat marah dan tidak menyelesaikan tugasnya. Alhasil banyak buku pelajaran yang tidak kubawa. Ah molla.
Aku menyandarkan kepalaku pada sandaran kursi. Ah udara disini sangat sejuk, aku jadi ingin tidur.
“Kyaaa bukankah itu Kim Jinhwan sunbae?”
“Ah dia begitu tampan!”
“Ternyata si kebanggan sekolah itu juga suka membolos ya tapi dia tetap pintar!”
Aish, mimpi apa aku ini kenapa suaranya begitu jelas? Ah sudahlah, aku berusaha tidak menghiraukan dan memejamkan kedua mataku. Dasar yeoja genit, bisa bisanya kalian seperti itu pada Jinanie ku.
“Ah lihatlah Jinhwan Oppa sangat tampan!”
“Kyaa kau benar!”
Haish, mimpi apa ini, kenapa gadis gadis itu terus meneriakkan nama Jinhwan. Bisakah kalian tenang, aku sedang pusing memikirkan namja itu.
“Ya! Mimpi sialan! Bisakah kau berhenti menayangkan suara suara yeoja gila yang terus meneriaki nama Jinanieku. Itu menggelikan ck!”
Teriakku kesal aku menarik surai ku yang sengaja tidak ku ikat. Berantakan? Biarlah toh satu sekolah ini sudah tau kebiasaanku tidur disembarang tempat dan bangkit dengan rupa acak acakan. Dan jika sudah seperti itu hanya.. Jinhwan yang bisa mengatasinya.
“Mimpi macam apa yang kau impikan hm?”
“Ya! Biarkan aku tidur dengan tenang astaga. Aish”
Jinhwan POV
Kringgg!!!!
Aku memasuki kelas sendirian. Tadi saat berangkat sekolah, Seulyeon memutuskan berpisah jalan denganku, ia beralasan akan menjemput Nayeon terlebih dahulu. Jangan kau pikir aku percaya, Nayeon memang sempat beberapa kali pernah satu kelompok tugas dengan Seulyeon, tapi bukan berarti mereka sangat dekat kan? Toh Seulyeon tidak pernah benar benar memiliki teman seorang yeoja.
Lee saem sudah memasuki kelas, akan tetapi yeoja yang seharusnya duduk di sampingku entah enyah pergi kemana. Hanya tasnya saja yang tergeletak dibawah kursi, selebihnya tidak ada.
Satu jam pelajaran sudah berlalu akan tetapi Seulyeon masih saja belum masuk kelas. Aish apa dia membolos dan tidur di luar lagi? Bagaimana caraku menemuinya?
“Lee saem!”
Teriakku sambil mengacungkan tanganku ke atas.
“Ya! Kim Jinhwan waeyo? Apa ada pertanyaan?”
Sahut namja berkumis tebal itu.
“Anio saem, saya sedikit pusing, bolehkah saya izin ke UKS?”
Guru botak, killer lagi berkumis tebal itu hanya menganggukkan kepalanya, ah aku harus segera enyah dari sini.
Aku melewati lorong kelas hoobaeku. Banyak sekumpulan yeoja yang nampaknya baru saja berganti pakaian olahraga. Mereka memandangiku dengan tatapan kagum. Aku tau aku tampan.
“Kyaaa bukankah itu Kim Jinhwan sunbae?”
“AH dia begitu tampan!”
 “AH lihatlah Jinhwan Oppa sangat tampan!”
“Kyaa kau benar!”
Aku hanya bisa menahan tertawaanku saat ini, karena disana di kursi paling ujung ditaman sekolahku, Hwang Seulyeon sedang tertidur lelap dengan damainya. Aku tidak peduli dengan hoobae yang meneriakkan namaku, toh itu sudah menjadi hal yang sangat biasa bagiku.
Aku mendekati Seulyeon dan langsung mendudukkan diriku disebelahnya.
“Ya! Mimpi sialan! Bisakah kau berhenti menayangkan suara suara yeoja gila yang terus meneriaki nama Jinanieku. Itu menggelikan ck!”
Teriak Seulyeon kesal sambil memasang wajah masamnya tapi tetap dengan memejamkan kedua matanya. Dan lagi.. Jinanieku katanya? Ya! Aku bukan milikmu Yeonniya~ kkk
“Mimpi macam apa yang kau impikan hm?”
Tanyaku sambil menyentil ujung hidung Seulyeon. Dia merengut tajam tanpa membuka matanya sedikitpun. Ia tampak kesal. Apa yeoja ini benar benar tidak sadar kalau ia belum sepenuhnya tertidur, aish paboya.
“Ya! Biarkan aku tidur dengan tenang astaga. Aish”
Kesah Seulyeon sambil memukul dan menyingkirkan tanganku dari wajahnya.
“Ya! Pabo ya sampai kapan kau akan tidur disini, sedangkan kekasihmu menunggumu”
Jawabku enteng sambil sesekali meliriknya. Seulyeon tampak bingung sepertinya ia sedang sibuk mencerna kata kataku.
“Aigo, apa aku terlalu mencemaskan Jinhwan hingga suaranya hinggap di mimpiku. Ah sungguh sialan kau Jinanie”
Aku tertawa terbahak bahak mendengar reaksi Seulyeon si sleeping ugly ku itu. Dari kejauhan nampak hoobaeku yang memandangku dengan tatapan aneh. Toh harusnya mereka sudah tau kan apa hubunganku dengan Seulyeon.
“Apa kau mencemaskanku?”’
tanyaku pada Seulyeon lagi sambil menaruh tanganku di sekitar lehernya untuk sandarannya karena ia tampak tidak nyaman bersender pada kursi taman yang luar biasa keras itu.
“Tentu saja bodoh. sudah diam saja kau, aku mengantuk”
Eluh Seulyeon sambil mengubah posisinya, akan tetapi aku berusaha menahannya dan membuat badannya menjadi menghadap padaku.
“Apa kau ingin kekasihmu enyah dari sini?”
Seulyeon tampak bingung mendengar pertanyaanku yang terakhir kalinya. Iya aku janji aku tidak bertanya lagi setelahnya. Seulyeon sepertinya mulai connect dan paham tentang apa yang ku bicarakan. Seakan sadar kalau ia belum sepenuhnya tertidur ia mulai mencoba membuka kedua kelopak matanya dan...
“Dia bukan kekasih..kkuu.. bodoh”
Kami saling berpandangan, tatapan mata Seulyeon seakan berkata ‘Ommo!’.
“Kau bermimpi apa?”
Tanyaku pada Seulyeon memastikan. Apa aku melanggar janji untuk tidak bertanya lagi? Anggap saja aku baru saja terkena amnesia dadakan setelah bertatap mata dengan Seulyeon.
“Ya! Kenapa kau disini pabo! Kenapa kau bolos!”
Teriak Seulyeon sambil membenarkan surai coklatnya yang berantakan. Dia menatapku tajam, tapi sungguh kenapa aku merasa ia begitu menggemaskan?
“Bukankah kau juga bolos?”
“Ah terserah kau saja, aku lapar”
X-Beautiful Liar-X
Kim Taehyung POV
“Ya! Jungkookie, apa iya kita harus mencelakai Jinhwan hyung? Bukankah dia hyung sahabat kita sendiri. Ah nan eottokhae”
Eluhku pada sahabatku si Jeon Jungkook.
“Mollayo hyung, sepertinya kita juga tidak bisa menolaknya”
Flashback ON
“Aku tidak mau tahu! Kalau sampai kalian tidak berhasil membuat Jinhwan menjauhi Seulyeon maka kerja sama antara kantor Appaku dan Appa kalian bisa kubatalkan dan kalian menjadi miskin!”
Hentak Jimin hyung yang lalu menarik kedua kerahku dan Jungkook sesaat.
“Bagaimana? Aku akan meminta Appaku untuk menaikkan saham jika kalian membantuku, bukankah aku sangat baik terhadap kalian?”
Aku dan Jungkook sangat ketakutan, aku bingung harus menjawab apa. Aku heran bukankah Jimin hyung masih ada hubungan saudara dengan Jinhwan hyung? Kenapa Jimin hyung sangat ingin mencelakai Jinhwan hyung? Ah molla, au benar benar tidak tahu. Masa depan keluargaku ada di tanganku sekarang.
“Kami akan fikirkan itu hyung”
Jawab Jungkook dengan sedikit gugup, aku hanya bisa menarik nafas dalam dan sedikit terbesit rasa tidak percaya apakah ini benar benar terjadi? Apakah aku dan Jungkook dilibatkan pada masalah mereka? Ya bagaimana bisa begini?
Flashback Off
X-Beautiful Liar-X
Author POV
“Jadi kita berbaikan ya”
Tanya Jinhwan sambil menunjukkan jari kelingkingnya pada Seulyeon yang tengah sibuk dengan kamus bahasa perancis baru miliknya dan setumpuk sandwich buatan Jinhwan.
“Yeonniya, kau mendengarkanku apa tidak?”
Tanya Jinhwan memastikan, ia sedikit jengkel karena suasana diantara mereka berdua masih canggung.
“Tidak, aku tidak mendengarmu”
“Aish”
Seulyeon mendapat sebuah cubitan diujung hidungnya.  Jinhwan yang juga super jail itu sengaja menyumbat saluran pernafasan Seulyeon.
“Ya! Apa kau gila!”
Jinhwan hanya terkekeh pelan melihat tingkah yeojanya itu. Entahlah hingga detik ini kadang Jinhwan masih tidak percaya, apa yang membuatnya sangat tertarik dengan Seulyeon.
 “Seulyeon noona!”
Teriak seseorang dari lantai bawah.
“Yak! Jinanie, bukankah itu suara Hanbin?”
“Nuguya?”
Teriak Jinhwan sambil mencoba mengecek dari lantai atas.
“Ya! Apa hyung melupakanku hanya karena aku memakai papan skatemu?”
Keluh Hanbin sambil naik di tangga menuju lantai atas.
“Aigo, tidak hyungnya tidak dongsaengnya sama saja masuk k erumah orang tanpa izin. Baiklah ayo Hanbin-ah masuklah ke kamarku”
Ajak Seulyeon menuntun adik kecilnya.
“Woah.. apa ini kamar noona? Bahkan ini terlihat lebih manly daripada kamarku dan kamar Jinan hyung.”
Seru Hanbin sambil memandangi seluruh sisi kamar Seulyeon yang bercat kombinasi abu abu hitam dan putih. Ranjang berwarna hitam pekat dengan sisi furniture yang tajam memberi kesan manly yang sangat kuat di dalamnya. Serta kursi meja dan karpet berwarna kelabu yang juga ada di dalam kamar tersebut.
“Tentu saja ini kamarku. Kalau kau ingin memainkan sesuatu semuanya ada disana”
Jawab Seulyeon sambil menunjuk sebuah ruangan disisi lemari pakaiannya.
“Woah.. ruangan apa ini noona?”
“Itu ruangan tempatku mengoleksi barang barang pribadi, masuklah”
Hanbin benar benar terkesima dengan semua koleksi milik calon kakak iparnya itu. Di dalam ruangan itu terdapat sekitar hampir 20 lemari kaca dengan isi yang berbeda beda. Ada koleksi miniatur yang Seulyeon beli langsung di luar negeri, pernak pernik, koleksi papan skateboard, beberapa playstation yang sudah jarang Seulyeon pakai, dan lainnya tersimpan rapi didalam ruangan tersebut. Jangan lupakan satu hal.. semuanya berbau namja.
“Apa noona benar benar mengoleksi seluruhnya?”
“Tentu saja, kalau kau mau pilihlah salah satu papan skate board milikku. Daripada kau memakai miliknya”
Sindir Seulyeon sambil melirik Jinhwan yang membuntuti mereka berdua.
“Wah! Jinjja yo? Noona bolehkah aku besok mengajak Jungkook dan Taehyung kesini?”
“Ya ! mana bisa kau mengajak orang lain seperti itu paboya!”
Gertak Jinhwan sambil menjitak kepala Hanbin.
“Ya! jinajie kenapa kau sangat kasar hah?”
Teriak Seulyeon memekakan telinga siapapun yang mendengar suaranya.
“Boleh saja, asal jangan membawa koleksiku dengan asal. Arrachi?”
X-Beautiful Liar-X
Jungkook POV
Drrrrttt~
“Hyung, aku mendapat pesan dari Hanbin!”
“pesan apa?
Tanya Tae hyung sambil mendekat padaku.
From : Hanbin
Jungkook-ah! Besok aku akan mengajakmu ke rumah Seulyeon noona! Dia punya banyak koleksi bagus! Jangan lupa ajak V hyung! Arrachi!
“Apa kita lakukan rencana itu besok hyung? Pasti disana ada Jinhwan hyung juga”
Ujarku meyakinkan V hyung.
“Baiklah”

TBC-

Beautiful Liar Chapter 02

Flashback On

“Chimchim! Hentikannn!”
“Apa? Aku tidak mendengarmu Seulyeon-ah!”
“Chimchim jebal!”
Yeoja kecil berusia 6 tahun itu terus berteriak ketika Jimin—musuh besarnya mendorong ayunan yang ia tumpangi sendirian dengan sangat keras.
Seulyeon benci pemaksaan dan penyiksaan
Jimin sempat memberhentikan ayunan yang ia dorong, bukan berarti disini Jimin menghentikan aksinya, Jimin malah melanjutkan aksinya dengan menumpahkan sebotol susu dirambut dan pakaian Seulyeon.
Dia sangat suka melihat orang lain menunjukkan kelemahan dan menumpahkan air matanya di depan wajah Jimin
Yeoja kecil itu merasa kedinginan. Ia memeluk tubuhnya sendiri sambil terus menangis berharap seseorang menemukannya dan membantunya.
“Jimin! Apa yang kau?!!—ya Jimin!”
Teriak namja kecil bernama Jinhwan setelah melihat sepupunya Park Jimin—yang lagi lagi membully orang seenaknya.
“Umm namamu siapa? Aku Kim Jinhwan, Maafkan Jimin ya? Ah ayo berdiri, biar kubantu”
Tanya Jinhwan sambil membantu Seulyeon berdiri.
Jinhwan memang anak yang baik sejak kecil
“Namathu Hwan theulyeon, athu tinggal dithana, bitakah kau mengantalkanku Jinan-chi”
Jawab Seulyeon masih dengan keadaan sesenggukan.
“Oh namamu Seulyeon? Umm tadi kau bilang Jinan? Namaku Jinhwan coba kau eja lagi”
Celoteh Jinhwan meminta pada Seulyeon yang pada dasarnya memang pelat dan masih belum terlalu lancar berbicara di usianya yang sudah menginjak 6 tahun. Sebenarnya usia Seulyeon, Jinhwan dan Jimin hampir sama, akan tetapi Seulyeon mengalami perlambatan pertumbuhan akibat lahir prematur.
“Ji..nan..?”
Eja Seulyeon kecil dengan susah payah, dia benar benar kelu mengucapkan kata ‘Jinhwan’ baginya itu adalah kata tersulit yang pernah ‘harus ia ucapkan’ seumur hidup.
“Ah sudahlah, ayo kuantar kau pulang”
Jinhwan mengantar Seulyeon menuju rumah yang sempat Seulyeon tunjukkan. Jinhwan melihat Seulyeon gemetaran.
Apakah Seulyeon kedinginan?
Jinhwan mencoba untuk memeluk Seulyeon untuk memberikan rasa nyaman atau sekedar rasa hangat, dan saat Jinhwan hampir berhasil memeluk Seulyeon, tangannya tidak sengaja menyentuh ujung rambut Seulyeon yang basah.
“Seulyeonni kenapa rambutmu basah?”
Jinhwan tidak mendapat respon dari Seulyeon, ia mencoba menerka air apa yang Jimin gunakan untuk menyiram Seulyeon..
“Susu? Apa kau baru saja disiram dengan sebotol susu?”
Seulyeon menganggukkan kepalanya. Jinhwan begitu peduli, ia melepas jaketnya untuk menghangatkan tubuh Seulyeon.
“Begini lebih baik”

Flashback off.
Kenapa kau begitu bodoh Jimin, sudah jelas Seulyeon pasti masih mengingatnya, dia cerdas! daya ingatnya juga pasti tinggi
X-Beautiful Liar-X
Author POV
“Jinannie ayo jalan jalan!!”
Teriak Seulyeon pada Jinhwan yang sedang sibuk membolak balik buku biologinya.
“aigo, kau tampak seperti perempuan hanya saat dirumah dan saat bersamaku saja ya? Kyeopta
Celoteh Jinhwan sambil mencubiti pipi Seulyeon.
“Ish, sudahlah. Lebih baik kau memilihkan baju seperti apa yang cocok kupakai”
Tanpa basa basi, Seulyeon lantas menyeret Jinhwan masuk ke dalam kamarnya dan membuka lemari pakaiannya. Jinhwan membolak balik beberapa kaos, hem dan celana Jeans milik Seulyeon. Tatapannya tak berarti, ia benar benar bingung, ya walaupun bukan untuk pertama kalinya ia membuka lemari pakaian Seulyeon, melainkan berkali kali. Kau tahu, Jinhwan membuka lemari Seulyeon sama saja dengan Jinhwan membuka lemarinya sendiri. Seulyeon tidak pernah mengenakan pakaian yang memperlihatkan bahwa ia benar benar wanita. Mungkin hanya memiliki beberapa rok, itu pun rok seragam sekolah—“
“bagaimana kalau.. umm miniskirt? Dress? Atau gaun tanpa lengan? Apa kau punya?”
Tanya Jinhwan sambil tetap mengacak lemari pakaian yang sebenarnya tanpa ia acak pun ia tau kalau isinya ya .. hanya ini ini saja..
“Ige mwoya? Kau mau mati hah?!!”
Seulyeon memukuli sahabatnya yang super pervert itu. Ya walaupun dia lebih pervert di banding Jinhwan. Ah sudahlah..
“Ya! Berhenti memukulku Yeonni! Akukan hanya memberi saran”
“Saranmu terdengar seperti kau memintaku untuk membunuhmu paboya!”
X-Beautiful Liar-X
Jimin POV
Aku sedang didalam kafe bersama sahabatku—Kim Jiwon. Kau pasti tau dia, rapper ternama yang saat ini sedang hits dibicarakan orang. Tapi entahlah, dia kesini bahkan hanya dengan pakaian rumahan, tapi tidak ada satupun yang mengenalnya.
Mungkin Jiwon terlalu jelek tanpa make up sehingga ia sulit dikenali
Aish.
“Jiwon-ah, eotthokae”
Rengekku sambil mengacak surai jinggaku.
“Ya! Jimin! Sudah berapa tahun kau seperti ini pabo! Sudah terhitung 10 tahun yang lalu, kau bahkan sempat berkali kali tidak naik kelas gara gara Seulyeon, aku tidak habis fikir denganmu”
Ejek Jiwon sambil menghadiahi sebuah jitakan dikepalaku.
“Ya! Jika saja aku punya kemampuan untuk mengendalikan siapa yang seharusnya ku sukai dan tidak kusukai pastilah aku sudah bertindak! Dasar bodoh!”
Elakku akan ocehan Jiwon. Sungguh aku tidak tahan dengan hal semacam ini, bagaimana caranya agar Seulyeon bersamaku dan Jinhwan enyah dari hidupku dan Seulyeon. Aku muak dengan hal hal seperti ini.
“Lalu apa rencanamu?”
Tanya Jiwon dengan nada yang cukup tenang.
“Aku berfikir kau harus membantuku juga kali ini, bagaimana caranya agar Jinhwan yang menjauhi Seulyeon, atau sebaliknya”
“Hey bodoh! mereka itu bersahabat sejak lama, kau kira mudah”
Hentak Jiwon yang lalu menyesap kopi arabica yang ia pesan tadi.
“Mudah saja bagiku”
Jawabku enteng sambil membetulkan tatanan rambutku.
“Kalau itu mudah kenapa tidak kau lakukan sedari dulu?”
Jawab Jiwon yang langsung menyambar jaket hitamnya dan pergi meninggalkan aku yang masih terpaku dengan ucapan terakhirnya.
Jiwon POV
“Aku berfikir kau harus membantuku juga kali ini, bagaimana caranya agar Jinhwan yang menjauhi Seulyeon, atau sebaliknya”
Kesal? Jangan ditanya. Entah apa yang membuat sahabatku ini gila pada perempuan jadi-jadian bernama Hwang Seulyeon itu. Aku akui Seulyeon memang cantik, kaya, pintar, dan cukup ramah sebenarnya tapi dalam tanda kutip ia ramah hanya pada saat dulu di tahun pertama. Sayangnya sekarang sudah tidak lagi, apalagi dia tidak pernah mau di anggap sebagai yeoja
“Hey bodoh! mereka itu bersahabat sejak lama, kau kira mudah”
Hentakku pada Jimin yang sibuk membetulkan rambutnya yang ia acak acak tadi. Aku melanjutkan menyesapi kopi arabica yang ia pesan tadi.
“Mudah saja bagiku”
Jawab Jimin enteng tanpa melirikku sedikitpun, ia malah menjajali kamera depan ponselnya sambil terus mengarahkan rambutnya ke belakang—kebiasaan Jimin setiap hari. Aku mengedarkan pandanganku bosan, hingga aku berhenti pada satu titik, seorang namja yang duduk tidak jauh dariku, ia duduk di dekat pintu tepatnya di dekat bagian kasir. Hanya berjarak 3 meter dari tempatku. Apa dia sudah lama disini? Apa dia mendengar semua yang kubicarakan dengan Jimin. Ah baiknya aku segera enyah sebelum Jimin membuat senjata bagi dirinya sendiri.
“Kalau itu mudah kenapa tidak kau lakukan sedari dulu?”
Jawabku menimpalinya dan langsung menarik jaket hitamku yang kuletakkan di senderan kursi dan pergi meninggalkan Jimin yang masih terbengong ria di tempatnya. Dasar prosesor lambat.
Aku sempat menyenggol namja yang kulihat tadi, ia menyadari kehadiranku rupanya.
“Semoga kau menang di pertandingan dan tidak dikalahkan olehnya”
Alibiku sambil menunjuk Jimin yang masih sibuk bergulat dengan pikirannya untuk menemukan maksud tersembunyiku tadi.
X-Beautiful Liar-X
Seulyeon POV
“Ya! Yeonniya! Percuma kan aku memberi saran”
Keluh Jinhwan disepanjan jalan. Haish aku sangat risih dengan rengekan namja satu ini.
“Itu karena saranmu sangat bodoh tuan Kim”
Jawabku sambil sedikit membuat cara bicaraku sedikit errr feminin? Ya entahlah .. aku hanya ingin saja seperti itu di dekat Jinhwan. Hey jangan berfikir kalau aku menyukai Jinhwan hanya karena hal ini.. atau juga karena aku sering mengakuinya menjadi namjachinguku.
Tidak ! semuanya tidak benar! Aku seperti itu.. entah mungkin Jinhwan sekedar pelampiasanku.aku tidak pernah punya hubungan dengan seorang namjapun, kalaupun ada pasti hanya sekedar teman dan tidak dekat... uh koreksi.. namja yang dekat denganku ada dua.. tentunya Kim Jinhwan dan... kau tau sendiri kan stalkerku yang paling setia tapi selalu dengan malas ku abaikan begitu saja, si Tuan Park Jimin. Ah aku jahat sekali. Tapi aku merasa memang begitu adanya.
Kau tau selama ini Jinhwan itu sebenarnya sangat over protectiv padaku. yang aku dengar dari yeoja yeoja yang suka menggosip dikelasku, Jinhwan selalu mengancam namja yang mendekatiku.. HEOL! Apa apaan Jinhwan ini!
Tapi aku diam saja, aku berfikir Jinhwan tidak mungkin seperti itu. Dia terlalu lembut untuk menjadi namja yang seperti teman temanku katakan. Dia bahkan tampak lebih seperti yeoja daripada namja. Makanya itu.. karena aku lah namjanya! dia yang harusnya kulindungi.
Tidak seharusnya yeoja yang melindungi namjanya bukan? Yah.. aku ini sang namja.
Lalu para hoobaeku, entah apa hanya perasaanku saja atau memang murni seperti ini kejadiannya. Setiap aku tidak bersama Jinhwan banyak hoobae yang menyapaku. Coba jika aku dengan Jinhwan semuanya menunduk, seakan memberi hormat pada si Raja Hwang Seulyeon dan dayang setianya Noona Kim Jinhwan telah hadir ditengah tengah mereka.
“Hey! Ya! Hwang Seulyeon! Berhentilah berfantasi, ish kau ini!”
Teriak Jinhwan memekik di gendang telingaku. Ah dasar pengacau. Ah apa telingaku baik baik saja?
“Ya! Bisakah kau tidak merusak gendang telingaku! Ish paboya! Kau baru darimana eoh?”
“Umm dari kafe, aku membelikanmu ini jangan marah”
Jinhwan memberiku segelas coffee latte. Ia tidak minum, ia tampaknya hanya membeli satu untukku. Ia hanya menepuk nepuk punggungku sambil berkomat kamit.. ‘Mian’,, lalu pergi begitu saja dengan tawa khasnya meninggalkan aku sendirian.

X-Beautiful Liar-X
“Jinanie Hyung, Seulyeon noona!”
Teriak Hanbin dari kejauhan sambil menumpangi Skateboardnya.
“Ya! Jinanie! Bukankah itu Hanbin?”
Tanyaku pada Jinhwan. Entahlah tiba tiba raut wajah Jinhwan saat menatap adiknya seperti.. pandangan tidak suka, lebih tepatnya seperti sedang marah. Ah ada baiknya aku tidak peduli, lebih baik bermain bersama Hanbin, ini pasti seru. Secara kita selalu bertanding secara jantan. Beda sekali jika aku harus memainkan sesuatu bersama Jinhwan, aku harus ekstra hati hati agar ia tidak lecet. Dasar yeoja.
“Heol.. Hanbin-ah permainanmu sungguh bagus. apakah papan skatemu baru? Tapi mengapa aku sepertinya pernah melihatnya ya”
Hanbin melambaikan tangannya padaku. seakan ‘sini noona aku bisiki’
Aku mendekati Hanbin dan merendahkan posisiku agar sejajar dengan tinggi badannya yang sebenarnya tidak terlalu pendek dibanding denganku.
Jinhwan menatapku dan Hanbin dengan tatapan malas. Aish namja ini ada apalagi.
“Waeyo Hanbin-ah” bisikku pada Hanbin.
“Gomapta noona, keundae ini papan skate yang dijadikan hiasan di kamar Jinanie hyung”
Bisik Hanbin sambil sedikit mencuri pandang pada hyungnya yang sangat kesal.
“Ya.. pantas saj hmbppphhh—“
“noona jangan keras keras, nanti hyung mendengarnya”
“Ah arra arra”
“Ya! Aku mendengarkannya paboya! Ish!”
Potong Jinhwan dengan nada kesalnya, ia memalingkan wajahnya seakan sedang mencari pelampiasan untuk amarahnya yang saat ini terpendam. Aku baru ingat si yeojaku Kim Jinhwan itu sangat menyayangi skateboard berwarna merah hitam itu. Sayangnya ia tidak lihai memainkannya, akhirnya ia memutuskan untuk meletakkannya di kamar sebagai hiasan.
“Ya, Jinanie.. kau ini benar benar memalukan”
Jinhwan berlari menjauhiku. Aish anak ini
“Aku sungguh malu dengannya noona. Huh untung hyungku ada dua”
Ucap Hanbin sambil memberikan evil smirk dan tatapan liciknya padaku.
“Yayaya.. terserah.. aku memang namja. Panggil saja aku hyung! Arra! Yasudah hyung kesana dulu ya mengejar Jinhwan noona”
Pamitku meninggalkan Hanbin sendirian di taman itu.
“Terserah sajalah hyung! Urus saja noonaku untuk seterusnya!”
Teriak Hanbin dari kejauhan, aku hanya menunjukkan jempolku. Hey tunggu? ‘untuk seterusnya’? ah sudahlah..
X-Beautiful Liar-X
Author POV
“Ya, Jinanie.. kau ini.. toh adikmu hanya melakukan apa yang ia sukai, toh kau juga hanya memajangnya, bukankah itu sayang sekali jika tidak dipakai?”
Sesal Seulyeon setelah berhasil memberhentikan langkah Jinhwan di sekitar sisi jalan raya. Wajah Jinhwan memerah dan matanya berkaca kaca.
Namja ini kenapa?
Kurang lebih seperti itulah yang Seulyeon pikirkan. Karena apa, sebelumnya Jinhwan tidak pernah seperti ini. dia bukan tipe tipe namja yang mudah marah, apalagi pada Hanbin. Kau tau, dia hyung yang sangat baik bagi Hanbin dan juga Seulyeon. Seulyeon laki laki kan?
Ah kembali pada Jinhwan.. tangannya mengepal erat. Buku jarinya memutih, dia benar benar sedang menahan marah. Seulyeon hanya manggut manggut melihat kelakuan aneh sahabatnya yang selama 10 tahun ini belum pernah ia lihat. Terkejut? Tentu saja.
Marahnya orang sabar adalah hal yang paling menakutkan.
Jinhwan menggenggam erat pundak Seulyeon, air matanya sudah siap meluncur sekarang.
Seulyeon? Jangan di tanya. Karena ia benar benar namja akut, yang sama sekali tidak peka padahal di depannya ada namja yang sangat mencintainya, bersiap menunjukkan kelemahannya sendiri dihadapan Seulyeon.
Anggap saja urat kepekaan Seulyeon putus, karena itulah adanya.
“Tapi aku menyukaimu”
Ucap Jinhwan dengan suara parau khas orang yang sedang menangis.
“Ige mwoya? Menyukaiku? Apa maksudmu Jinanie.. ahaha.. ah nado.. aku juga menyukaimu”
Jawab Seulyeon enteng. Sudah kubilang kan, Seulyeon itu namja tanpa rasa peka?
“A.. Anio.. aku bilang aku menyukai papan skate ku, bukan menyukaimu”
Elak Jinhwan sambil menundukkan kepalanya dan melepas cengkramannya di pundak Seulyeon.
Jinhwan POV
Flashback ON
“Ya! Yeonniya! Percuma kan aku memberi saran”
Keluhku disepanjang jalan, bagaimana tidak tadi dia menjitak aku lantaran menurutnya aku salah memberi saran. Bukankah dress cocok untuk gadis? Kenapa ia tidak memilikinya sama sekali? Lemarinya bahkan persis dengan milikku. Toh pada akhirnya dia tetap memakai pakaiannya yang seperti biasa. Jeans hitam dipadukan kaos abu abu dan jaket berwarna senada dengan celananya.
“Itu karena saranmu sangat bodoh tuan Kim”
Seulyeon mendudukkan dirinya di kursi taman. Dia melamun lagi? Ah yeoja ini, jika tak kubelikan latte bisa bisa aku harus menggendongnya lantaran ia tertidur disini. Dasar sleeping ugly. Tunggu aku akan membelikan latte untukmu.
Aku sudah sampai di kafe dan segera memesan segelas coffee latte kesukaan Seulyeon. Aku memilih menunggu pesananku sambil duduk di dekat pintu. Ahh cuacanya sangat bagus hari ini.
“Ya! Jimin! Sudah berapa tahun kau seperti ini pabo! Sudah terhitung 10 tahun yang lalu, kau bahkan sempat berkali kali tidak naik kelas gara gara Seulyeon, aku tidak habis fikir denganmu”
Hah? Apa aku tidak salah dengar? Seulyeon? Siapa yang menyebut nama Seulyeon? Dan kenapa sepertinya aku pernah mendengar suara ini? suara ini terasa sangat familiar bagiku.
“Ya! Jika saja aku punya kemampuan untuk mengendalikan siapa yang seharusnya ku sukai dan tidak kusukai pastilah aku sudah bertindak! Dasar bodoh!”
Aku menemukannya. Bukankah itu? Kim Jiwon? Rapper andalan sekolahku?
“Lalu apa rencanamu?”
Tanya Jiwon dengan lawan bicaranya. Hey surai jingga? Seingatku disekolah hanya ada satu namja yang bersurai jingga. Sebentar... aku melupakannya.
Oh Park Jimin. Apa itu benar Park Jimin?
“Aku berfikir kau harus membantuku juga kali ini, bagaimana caranya agar Jinhwan yang menjauhi Seulyeon, atau sebaliknya”
Mworagu? Jadi itu benar Jimin?
“Hey bodoh! mereka itu bersahabat sejak lama, kau kira mudah”
“Mudah saja bagiku”
Jawab Jimin enteng sambil membetulkan poninya. Apa maksud Jimin? Ia ingin memisahkan aku dan Seulyeon?
“Kalau itu mudah kenapa tidak kau lakukan sedari dulu?”
Jawab Jiwon sambil melirikku dan tersenyum. Ia segera bangkit dari kursinya meninggalkan Jimin sendirian. Jiwon mendekatiku? Apa yang akan ia lakukan?
“Semoga kau menang di pertandingan dan tidak dikalahkan olehnya”
Bisik Jiwon sambil menunjuk Jimin yang terlihat sedang menunduk seperti sedang memikirkan sesuatu. Aku harus mengatakannya sekarang pada Seulyeon, apapun itu Jimin tidak boleh melakukannya lebih dulu dariku.
Flashback off.
Author POV
“Jinjja? Tapi aku tadi mendengar kau bilang kau menyukaiku? Ah mungkin ada yang salah dengan telingaku.”
Seulyeon menunduk malu, tentu saja dia merasa dirinya terlalu percaya diri jika Jinhwan menyukainya. Dasar telinga sialan.. batin Seulyeon.
“Yak, lalu jika kau menyukai papan skatemu apa harus kau sampai menangis seperti ini ha? Aigo”
Seulyeon menggeleng gelengkan kepalanya dan mengelus pelan surai coklat milik Jinhwan. Canggung? Sedikit.. tapi untunglah Seulyeon bukan orang yang terlalu kaku.
Jinhwan POV
Aku hanya bisa tersenyum melihat Seulyeon yang tersenyum kikuk.
Kau tidak salah dengar.
Aku saja yang terlalu berharap.
Aku akan melepasmu jika itu yang terbaik.
TBC-



Rabu, 27 Januari 2016

Beautiful Liar Chapter 01

X-Beautiful Liar-X
Author POV
“Yeonniyaa!!! Palli ireonna!!”
Teriak namja yang sudah  berseragam sekolah rapi bernamtag Kim Jinhwan. Sudah hampir menjadi jadwal abadi Jinhwan untuk membangunkan si princess ‘sleeping ugly’-nya itu.
“Yeonniya!! Palii sekarang sudah jam  6”
Jinhwan menarik bed cover milik sahabatnya—Hwang Seulyeon yang luar biasa pemalas itu. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, Seulyeon menarik bed cover yang ditarik Jinhwan untuk menutupi tubuhnya kembali.
“Aish.. terserah kau saja, Eommaa!! Yeonni tidak mau ba—“
“Haish ! aku sudah bangun eomma! Kau ini!”
Seru Seulyeon memotong teriakan Jinhwan. Seulyeon mendengus kesal dan memberi death glare yang sama sekali tidak tampak mematikan/? Bagaimana tidak? Bahkan kotoran mata Seulyeon masih setia menghiasi dimasing masing ujung mata Seulyeon.
Jinhwan yang hanya memamerkan deretan gigi putihnya itu langsung menyambar bed cover Seulyeon kembali dan menatanya serapi mungkin.
“Yeonni ya! Cepat mandi, kita bisa terlambat paboya!”
Jinhwan terus mengoceh sambil terus melanjutkan kegiatan merapikan pulau kapuk milik sahabatnya. Jangan menanyakan hal yang lain, toh Jinhwan memang bukan pembantu keluarga Hwang ataupun pembantu pribadi Seulyeon, tapi ini memang sudah menjadi kebiasaan Jinhwan sejak ia dan Seulyeon masih berusia 6 tahun.
Bukannya berterimakasih, Seulyeon malah berbaik hati menghadiahkan jitakan yang cukup keras dikepala Jinhwan. Nyaris tanpa absen hal ini terus saja terjadi setiap hari lebih tepatnya setiap pagi, layaknya kaset yang diputar berulang ulang,
“Yeonniya! Ccepat mandi! Jika dalam hitungan 5 eomma mendatangi kamarmu dengan keadaanmu yang sedang menjitak kepala Jinannie milik eomma, kupastikan kau tidak akan pernah mendapat izin dariku untuk menonton konser”
Teriak eomma Seulyeon di lantai bawah. Mungkin ia sedang membuatkan sarapan bagi keluarga serta Jinhwan.
“Anio eomma! Aku memperlakukan Jinhwan dengan baik!”
“Anio Eom— mbbbhhhh!!! Yeonniyaa lepask—hmbbhhh”
Jinhwan masih terus berusaha melepaskan diri dari Seulyeon yang membungkam mulutnya.
Mereka memang tidak pernah benar benar tampak akur
Kau penasaran bukan mengapa Jinhwan memanggil eomma Seulyeon dengan sebutan eomma juga? Itu karena pada dasarnya kedua orang tua Jinhwan dan Seulyeon memang memiliki rencana untuk menjodohkan mereka. Walaupun hingga detik ini mereka tidak mengetahui hal itu, dengan cara pendekatan semacam ini, dalam pemikiran orang tua Jinhwan dan Seulyeon ini semua akan benar benar berhasil persis dengan apa yang mereka rencanakan.
X-Beautiful Liar-X


Kim Hanbin POV
Pagi ini sangat cerah, setelah aku membersihkan tubuhku, aku segera mencari papan skateboard dikamar Jinanie hyung. Tampaknya Jinanie hyung semakin rajin mengurus Seulyeon noona sekarang, bahkan ini masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah, tapi Jinanie hyung sudah meninggalkan rumah.
Aku sangat mendukung keputusan eomma dan appa tentang  perjodohan Seulyeon noona dengan Jinanie hyung. Mungkin Seulyeon noona tidak seperti yeoja yang lain yang memiliki sifat lemah lembut. Tapi setidaknya nanti teman bermainku pasti bertambah.
Aku sudah menemukan papan skateboardku, hari ini aku mendapat kelas siang, jadi aku bisa bersantai dulu.
Jalanan tidak terlalu ramai pagi ini. ah syukurlah setidaknya aku bisa bermain tanpa hambatan. Aku melihat dua orang namja, sepertinya aku mengenali mereka? Apa mereka?...
“Jungkook! Taehyung!”
Dua namja itu menoleh dan tersenyum girang melihatku, aku langsung menghampiri mereka.
“Wow.. permainanmu cukup bagus Hanbin-ah!”
“Apa papan skatemu ini baru?”
Tanya Jungkook sambil mengamati Papan skateboard yang ku mainkan tadi.
“Anio, ini milik hyungku, hyungku tidak terlalu ahli ia membelinya malah dipakai untuk hiasan kamar. Jadi lebih baik kupakai kan?”
Jelasku sambil membalas senyuman kedua teman sekelasku ini.. ah ani mereka adalah teman seperjuanganku. Kami masih duduk dibangku akhir sekolah menengah pertama.
“Bagaimana jika nanti kita berangkat bersama?”
Tawar Taehyung dengan senyum khas aliennya.
“Arraseo!”
X-Beautiful Liar-X
Author POV
Sepanjang perjalanan menuju sekolah Seulyeon tetap diam. Entahlah mungkin efek mendapat sederet ceramah dari eommanya tadi ketika sarapan. Ya kau tau sendiri, Seulyeon ketauan menjitak kepala Jinhwan tadi. Jinhwan terus saja mengeluh pusing pada eomma Seulyeon.
Seulyeon dan Jinhwan berangkat sekolah berjalan kaki, jarak sekolah dan rumah mereka cukup dekat. Sebenarnya Jinhwan selalu memaksa untuk naik bus saja, tapi Seulyeon selalu berpendapat lain. Ia lebih memilih menggunakan uang untuk membeli makanan atau ia tabung dan ia gunakan untuk membeli album daripada untuk membayar bus.
Gerbang sekolah sudah mulai nampak dimata mereka, mata Seulyeon benar benar berbinar, hari ini ia datang 15 menit lebih awal dari biasanya. Sebelum sampai gerbang...
“Yeonni ya”
Panggl Jinhwan sambil menyentuh pundak Seulyeon.
“Hm wae?”
“Apa kau sudah mengerjakan tugas dari Lee saem?”
Tanya Jinhwan sambil menunjukkan eye smilenya yang terkesan mengejek, karena ia tahu sahabatnya itu pasti melupakan pr nya.
”Ige mwoya? Aish aku melupakannya! Bahkan aku tidak membawanya, aish eotthokae aaa!”
Seulyeon menjadi ketakutan, wajahnya memerah. Ya, Lee saem adalah guru paling killer di sekolah mereka. Bahkan saat terakhir Seulyeon melupakan pr dari Lee saem, Seulyeon mendapat hukuman menata perpustakaan selama 2 minggu. Itu sangat melelahkan dan Seulyeon tidak mau melakukan hal itu lagi sekarang.
“Jangan takut, aku sudah mengerjakan prmu dan membawakannya untukmu”
Jinhwan memberikan buku Seulyeon yang baru saja ia ambil dari dalam tasnya, dan benar.. dia sudah mengerjakan seluruh pr Seulyeon. Tentu saja dengan baik dan benar pula, Jinhwan dan Seulyeon adalah juara kelas. Entahlah mereka jodoh atau apa, karena nilai mereka selalu sama bahkan dalam peringkat kelas pun mereka selalu menempati tempat yang sama pula yaitu 1 (peringkat 1 nya ada dua._.)
Bedanya Seulyeon mendapat kepintarannya dari ilmu yang tidak diketahui darimana asalnya, dia bahkan sangat pemalas. Motto belajarnya cukup aneh, “Sudah cukup belajar di sekolah, di rumah tidak perlu”
Menurut Jinhwan itu adalah motto terkeren yang pernah ia dengar. Ia dengan bodohnya sempat menjalani motto Seulyeon selama seminggu, alhasil nilai Jinhwan nyaris seluruhnya berubah turun drastis.
Anehnya Seulyeon di sekolahpun tidak rajin layaknya murid biasa. Seulyeon adalah princess sleeping ugly. Apapun kesempatannya ia akan tertidur. Tidak aneh bukan kalau ia sering di hukum? Sebenarnya ia takut dengan hukuman, tapi ia sendiri tidak bisa berhenti, dengan alasan “aku memang mengantuk dan tidak bisa bertahan”
“Ahh kau memang yang terbaik Jinannieee!”
Ucap Seulyeon sambil mencubit pipi Jinhwan. Matanya berbinar melihat bukunya sudah penuh dengan jawaban sempurna dari Jinhwan.
“Aish kau selalu saja begitu”
Kesal Jinhwan sambil mengelus pipinya yang baru saja mendapat cubitan cantik lagi menyakitkan dari Seulyeon.
X-Beautiful Liar-X
Author POV
Seorang namja bersurai jingga berjalan mondar mandir di depan kelas yeoja yang ia sukai. Ia menunggu sedari tadi, tapi si yeoja itu tak kunjung datang.
“dia belum datang huh”
Lirihnya, ia mengacak rambutnya pelan lalu menata rambutnya kembali. Ia tak mau tampak buruk didepan yeojanya.
“Park Jimin!”
namja itu merasa namanya dipanggil, ia mengedarkan pandangannya mencari siapa yang memanggilnya. Oh ternyata si Huseok teman sebangkunya.
“Ada apa huseok-ah? Kenapa kau mengikutiku kesini?”
Tanya Jimin pada Huseok sambil masih sibuk membetulkan rambutnya yang belum sepenuhnya rapi.
“Aish, aku hanya ingin memberitahukan bahwa yeojamu baru saja datang bersama sahabatnya, itu lihatlah”
Jelas Huseok sambil menunjuk Seulyeon dari kejauhan yang sedang memukuli sahabatnya si Jinhwan yang mungkin baru saja membuatnya kesal.
Jimin yang melihat pemandangan tersebut sebenarnya tidak ingin tinggal diam, tapi ia harus bisa mengontrol emosinya. Tangannya mengepal erat, bahkan ujung kukunya sudah memutih.
Geram
Itulah yang ia rasakan. Jimin mengurungkan niatnya untuk menemui Seulyeon. Ia memilih berbalik dan kembali ke kelasnya.
Jinhwan POV
Saat aku dan Seulyeon mulai memasuki lorong sekolah dari kejauhan aku melihat Jung Huseok sedang menunjuk nunjuk aku dan Seulyeon? Ada apa? Hey.. apa di sebelah Hoseok itu Park Jimin? Kenapa ia terlihat sangat marah?
 “Yeonni ya, bukankah itu Park Jimin? Kenapa dia ada di depan kelas kita?”
“Hm? Nado molla”
Bukan rahasia umum lagi kalau Jimin sangat menyukai Seulyeon. Sayangnya Seulyeon tidak pernah mempedulikan dirinya, Seulyeon tampak lebih menjadi penyuka wanita ketimbang pria.
X-Beautiful Liar-X
“Jinannn!”
Ah yeoja itu berteriak lagi, huh kalau dia bukan sahabatku mungkin ia sudah kulempar ke rawa rawa.
“Wae Yeonni ya? Kajja pulang!”
“Yaa! Kajja! Oh ya kau ke rumahku kan?”
Tanya Seulyeon sambil memainkan ponselnya.
“Tentu saja, rumahmu rumahku juga, bahkan eommamu memberikan kamar sendiri bagiku”
Jawabku membanggakan diri, sebenarnya sama saja sih.. Seulyeon juga punya kamar pribadi dirumahku. Tapi karena aku yang lebih sering berada di rumahnya membuat Seulyeon tidak terlalu sering ke rumahku.
“Haish.. kau ini. kadang aku bingung sebenarnya anak eommaku itu aku atau kau”
Dengus Seulyeon yang tampak menggemaskan bagiku, aku hanya bisa terkekeh pelan menanggapinya.
Dan entahlah satu desiran hangat menjalar diseluruh tubuhku ketika ia kesal dan mengumpat didepanku. Aku hanya merasa nyaman dekat dengannya.
Kau tau, walaupun ia sleeping ugly, bukan berarti ia tak cantik. Kebiasaan buruknya lah yang membuat kecantikannya menjadi bukan apa apa dimata orang lain. Tapi dia akan tetap menjadi sesuatu yang berharga dimataku.
Aku tidak menilai ini semua atas garis persahabatan, tapi sepertinya lebih. Aku menyayangi Seulyeon bukan karena ia sahabatku, tapi aku merasa ia adalah wanitaku. Tapi aku diam saja. Cukup aku saja yang mengetahuinya, aku tidak berminat membagi ini pada siapapun.
Seulyeon ini sebenarnya pada saat tahun pertama dulu memiliki banyak penggemar. Bagaimana tidak? Dia sangat cantik, pintar dan sangat ramah terhadap sunbae namja atau namja yang setingkat dengannya. Di bukan ganjen tapi dia hanya tidak ingin kesan pertama namja yang mengenalnya ia tampak buruk.
Ah sayangnya itu dulu dia sekarang sudah menjadi namja amatiran yang sangat dingin terhadap orang yang tak ia kenali, apalagi hoobae.. jangan harap kalian bisa punya hubungan baik dengan Seulyeon. Dia sangat tomboi,  sama sekali tidak memiliki teman wanita, dan satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah dia belum pernah menjalin hubungan spesial lebih dari teman dengan pria, dalam artian dia belum pernah memiliki kekasih.
Sebenarnya Seulyeon bisa tampak seperti gadis didepanku. Aku tidak terlalu percaya diri atau sombong, tetapi coba kalian lihat sendiri, ia begitu manja dan bawel padaku. coba ke namja lain? Ah nantinya kalian pasti akan tau sendiri titik perbedaannya.
Kau tahu, sebenarnya ada sesuatu hal yang cukup mengganjal pikiranku berkaitan dengan Seulyeon. Karena setiap dia ditanya siapa kekasihnya ia selalu menjawab ‘Jinanie adalah namjachinguku’ entahlah.. apa dia Cuma bercanda atau bahkan mungkin—ah sudahlah aku terlalu berharap lebih~
X-Beautiful Liar-X
Author POV
“Jinaniiee! Bisakah kau keluar dari kamarku? Aku ingin berganti pakaian paboya!”
Bentak Seulyeon sambil mengangkat bantal lehernya tinggi tinggi dan siap melemparkannya tepat diwajah Jinhwan.
“Kalau kau mau ganti pakaian, ganti saja. Aku masih ingin bermain dengan boneka pororomu”
Jawab Jinhwan enteng yang langsung menyambar bonek Pororo milik Seulyeon.
Jangan kira si tomboi tidak punya boneka.
“Kau nanti bisa melihat dalamanku bodoh!”
Erang Seulyeon dibarengi terlemparnya bantal leher tepat diwajah Jinhwan.
“Itu bagus”
Jawab Jinhwan enteng sambil memainkan kaki boneka pororo Seulyeon.
Jinhwan memang suka mengundang maut bagi dirinya sendiri.
X-Beautiful Liar-X
Jimin POV
“Persetan kau Kim Jinhwan! Wae? Apa kalian melupakan aku? Kenapa harus Seulyeon! Arghhh!”
Aku benar benar lelah, aku tidak habis fikir dengan ini semua. Apa yang kurang denganku? Aku tampan, pintar dan juga kaya. Oh kau boleh mengoreksinya, mungkin aku tidak sepintar Seulyeon atau Jinhwan karena aku hanya masuk peringkat 7 bukan 3 besar seperti mereka berdua? Tapi hidupku ini sudah terlalu sempurna dimata penggemarku! Banyak gadis yang mengejarku tapi kenapa Seulyeon tidak? Oh ayolah, aku selalu berusaha satu sekolah dengannya hanya karena ingin bersamanya tidak lebih. Apa dia masih dendam terhadapku akan masalah di masa lalu itu? Dan kenapa harus Jinhwan? Seharusnya yang ada disisi Seulyeon bukan Jinhwan tapi aku!
Flashback On
“Chimchim! Hentikannn!”
“Apa? Aku tidak mendengarmu Seulyeon-ah!”
“Chimchim jebal!”
Yeoja kecil berusia 6 tahun itu terus berteriak ketika Jimin—musuh besarnya mendorong ayunan yang ia tumpangi sendirian dengan sangat keras.
Seulyeon benci pemaksaan dan penyiksaan
 Jimin sempat memberhentikan ayunan yang ia dorong, bukan berarti disini Jimin menghentikan aksinya, Jimin malah melanjutkan aksinya dengan menumpahkan sebotol susu dirambut dan pakaian Seulyeon.
Dia sangat suka melihat orang lain menunjukkan kelemahan dan menumpahkan air matanya di depan wajah Jimin
Yeoja kecil itu merasa kedinginan. Ia memeluk tubuhnya sendiri sambil terus menangis berharap seseorang menemukannya dan membantunya.

TBC