hello readers. perkenalkan aku zelika eka rahmawati
kalian bisa memanggilku zelika/jeli/jelay/ atau dengan nama koreaku Hwang Seul Yeon. but kayanya lebih enak panggil hw aja ya. entahlah suka aja
aku tau ini cuma catatan yang ga berguna sama sekali buat dibaca. tapi aku sadar, memendam sendiri itu bukan sesuatu hal yang gampang. maka dari itu blog ini dibuat.
hw merasa makin hari masalah nambah terus dan semuanya itu kok yaa 'adaaa adaa aja'
entah itu dari pertemanan, sekolah, bias, dari faktor keluarga, lingkungan. semuanya itu ribet sumpah.
hw gatau harus mulai darimana. masalah yang mana yang harus hw selesein duluan.
belum lagi masalah cowo. duh itu adalah hal terumit yang pernah hw tau.
hw bukan juga si pengungkap hati yang mudah, yang bisa terang terangan ngomong jujur gitu. hw menyalurkan cuma bisa lewat tulisan. makanya itu hw pingin banget tahun depan bisa masuk SMA favorit dan bisa ambil jurusan bahasa.
untuk sekarang hw cuma pingin share itu aja sih. semoga malam minggu kalian menyenangkan ga kaya hw yang cuma di kamar ya readers! ^^ see ya! ^^
Sabtu, 30 Januari 2016
Jumat, 29 Januari 2016
Beautiful Liar Fanfiction Chapter 03
Author POV
“Yeonniya, irreona..nanti kita terlambat”
Seru Jinhwan sambil
mengelus pelan surai coklat sahabatnya itu. Gadis ini benar benar tidur dengan
nyenyak setelah kejadian kemarin. Kau masih ingat kan kejadian apa yang mereka
alami kemarin?
Karena Seulyeon
tidak kunjung bangun Jinhwan memutuskan ntuk menata keperluan sekolah Seulyeon.
Ia menata rak buku Seulyeon dan juga mencarikan seragam Seulyeon. Seragam saja
bukan dalamannya-____-“
Seulyeon
sepertinya benar benar menyibukkan dirinya semalam, terbukti banyak buku di rak
Seulyeon yang tergeletak begitu saja tanpa tahu tempatnya yang seharusnya.
Bukankah kemarin
Lee saem tidak memberikan pekerjaan rumah? Jinhwan membuka satu persatu buku
Seulyeon hingga ia menemukan secarik kertas biru laut yang terselip di dalam
kamus bahasa jepang Seulyeon yang merupakan pemberian darinya juga.
Seulyeon sangat menyukai pelajaran bahasa asing.
Untunglah
sekarang masih jam setengah 6 KST, pembelajaran masih dimulai sekitar jam 8
KST. Jadi jinhwan tidak terlalu khawatir kalau ia akan terlambat.
Jinhwan membuka
kertas biru laut yang ia temukan tadi. ‘Hwang Seulyeon & Park Jimin’ kurang
lebih seperti itulah tulisan yang ada di kertas itu. Tapi Jinhwan merasa ini
bukan tulisan Seulyeon, tulisan Seulyeon tidak sejelek ini. apa ini tulisan
tangan Jimin? Tapi untuk apa Jimin menulisnya? Sayangnya Jinhwan tidak bisa
begitu saja menyimpulkan kalau itu tulisan Jimin, ia tak mengahafal betul
tulisan sepupunya itu.
X-Beautiful Liar-X
“Jinaniee! Apa kau yang membereskan bukuku?”
Teriak Seulyeon
sambil mengacak rak bukunya kembali. Ia sedang kalang kabut pagi ini, untung
saja dia tidak terlalu kesiangan berkat Jinhwan.
“Wae? Apa kau mencari ini?”
Tanya Jinhwan
dingin sambil mengeluarkan secarik kertas biru laut itu dari sakunya.
“Apa kau menyukai Jimin?”
Lanjut Jinhwan
sambil menatap Seulyeon dengan tatapan yang ganas. Seulyeon merasa dia sebentar
lagi akan di terkam.
“Ya! Shireo! Aku tidak menyukai Jimin paboya!
Kenapa kau jadi aneh begini eoh, harusnya jika ada apa apa bertanyalah dulu.
Aku menemukan kertas itu di lokerku kemarin aku juga tidak tahu siapa yang
menaruhnya.”
X-Beautiful Liar-X
Seulyeon POV
Dasar Jinhwan,
dia sensitif sekali. Huh ternyata benar kata yeoja penggosip itu. Jinhwan
terlalu overprotectiv padaku. tapi entahlah, aku tiba tiba merasa senang
melihat Jinhwan bersikap seperti itu padaku. ya walaupun alhasil sekarang ia
malah mendiamkanku. Ah membosankan.
Aku mendudukkan
tubuhku di salah satu kursi di taman dekat kantin. Jangan tanya kenapa aku ada
disini di saat jam pelajaran, kau tahu kukira tadi pagi Jinhwan sudah menatakan
bukuku dengan baik, aku lupa jika tadi dia sempat marah dan tidak menyelesaikan
tugasnya. Alhasil banyak buku pelajaran yang tidak kubawa. Ah molla.
Aku menyandarkan
kepalaku pada sandaran kursi. Ah udara disini sangat sejuk, aku jadi ingin
tidur.
“Kyaaa bukankah itu Kim Jinhwan sunbae?”
“Ah dia begitu tampan!”
“Ternyata si kebanggan sekolah itu juga suka
membolos ya tapi dia tetap pintar!”
Aish, mimpi apa
aku ini kenapa suaranya begitu jelas? Ah sudahlah, aku berusaha tidak
menghiraukan dan memejamkan kedua mataku. Dasar yeoja genit, bisa bisanya
kalian seperti itu pada Jinanie ku.
“Ah lihatlah Jinhwan Oppa sangat tampan!”
“Kyaa kau benar!”
Haish, mimpi apa
ini, kenapa gadis gadis itu terus meneriakkan nama Jinhwan. Bisakah kalian
tenang, aku sedang pusing memikirkan namja itu.
“Ya! Mimpi sialan! Bisakah kau berhenti
menayangkan suara suara yeoja gila yang terus meneriaki nama Jinanieku. Itu
menggelikan ck!”
Teriakku kesal
aku menarik surai ku yang sengaja tidak ku ikat. Berantakan? Biarlah toh satu
sekolah ini sudah tau kebiasaanku tidur disembarang tempat dan bangkit dengan
rupa acak acakan. Dan jika sudah seperti itu hanya.. Jinhwan yang bisa
mengatasinya.
“Mimpi macam apa yang kau impikan hm?”
“Ya! Biarkan aku tidur dengan tenang astaga. Aish”
Jinhwan POV
Kringgg!!!!
Aku memasuki
kelas sendirian. Tadi saat berangkat sekolah, Seulyeon memutuskan berpisah
jalan denganku, ia beralasan akan menjemput Nayeon terlebih dahulu. Jangan kau
pikir aku percaya, Nayeon memang sempat beberapa kali pernah satu kelompok
tugas dengan Seulyeon, tapi bukan berarti mereka sangat dekat kan? Toh Seulyeon
tidak pernah benar benar memiliki teman seorang yeoja.
Lee saem sudah
memasuki kelas, akan tetapi yeoja yang seharusnya duduk di sampingku entah
enyah pergi kemana. Hanya tasnya saja yang tergeletak dibawah kursi, selebihnya
tidak ada.
Satu jam
pelajaran sudah berlalu akan tetapi Seulyeon masih saja belum masuk kelas. Aish
apa dia membolos dan tidur di luar lagi? Bagaimana caraku menemuinya?
“Lee saem!”
Teriakku sambil
mengacungkan tanganku ke atas.
“Ya! Kim Jinhwan waeyo? Apa ada pertanyaan?”
Sahut namja
berkumis tebal itu.
“Anio saem, saya sedikit pusing, bolehkah saya
izin ke UKS?”
Guru botak,
killer lagi berkumis tebal itu hanya menganggukkan kepalanya, ah aku harus
segera enyah dari sini.
Aku melewati
lorong kelas hoobaeku. Banyak sekumpulan yeoja yang nampaknya baru saja
berganti pakaian olahraga. Mereka memandangiku dengan tatapan kagum. Aku tau aku
tampan.
“Kyaaa bukankah itu Kim Jinhwan sunbae?”
“AH dia begitu tampan!”
“AH
lihatlah Jinhwan Oppa sangat tampan!”
“Kyaa kau benar!”
Aku hanya bisa
menahan tertawaanku saat ini, karena disana di kursi paling ujung ditaman
sekolahku, Hwang Seulyeon sedang tertidur lelap dengan damainya. Aku tidak
peduli dengan hoobae yang meneriakkan namaku, toh itu sudah menjadi hal yang
sangat biasa bagiku.
Aku mendekati
Seulyeon dan langsung mendudukkan diriku disebelahnya.
“Ya! Mimpi sialan! Bisakah kau berhenti menayangkan
suara suara yeoja gila yang terus meneriaki nama Jinanieku. Itu menggelikan
ck!”
Teriak Seulyeon
kesal sambil memasang wajah masamnya tapi tetap dengan memejamkan kedua
matanya. Dan lagi.. Jinanieku katanya? Ya! Aku bukan milikmu Yeonniya~ kkk
“Mimpi macam apa yang kau impikan hm?”
Tanyaku sambil
menyentil ujung hidung Seulyeon. Dia merengut tajam tanpa membuka matanya
sedikitpun. Ia tampak kesal. Apa yeoja ini benar benar tidak sadar kalau ia
belum sepenuhnya tertidur, aish paboya.
“Ya! Biarkan aku tidur dengan tenang astaga. Aish”
Kesah Seulyeon
sambil memukul dan menyingkirkan tanganku dari wajahnya.
“Ya! Pabo ya sampai kapan kau akan tidur disini,
sedangkan kekasihmu menunggumu”
Jawabku enteng
sambil sesekali meliriknya. Seulyeon tampak bingung sepertinya ia sedang sibuk
mencerna kata kataku.
“Aigo, apa aku terlalu mencemaskan Jinhwan hingga
suaranya hinggap di mimpiku. Ah sungguh sialan kau Jinanie”
Aku tertawa
terbahak bahak mendengar reaksi Seulyeon si sleeping ugly ku itu. Dari kejauhan
nampak hoobaeku yang memandangku dengan tatapan aneh. Toh harusnya mereka sudah
tau kan apa hubunganku dengan Seulyeon.
“Apa kau mencemaskanku?”’
tanyaku pada
Seulyeon lagi sambil menaruh tanganku di sekitar lehernya untuk sandarannya
karena ia tampak tidak nyaman bersender pada kursi taman yang luar biasa keras
itu.
“Tentu saja bodoh. sudah diam saja kau, aku
mengantuk”
Eluh Seulyeon
sambil mengubah posisinya, akan tetapi aku berusaha menahannya dan membuat
badannya menjadi menghadap padaku.
“Apa kau ingin kekasihmu enyah dari sini?”
Seulyeon tampak
bingung mendengar pertanyaanku yang terakhir kalinya. Iya aku janji aku tidak
bertanya lagi setelahnya. Seulyeon sepertinya mulai connect dan paham tentang
apa yang ku bicarakan. Seakan sadar kalau ia belum sepenuhnya tertidur ia mulai
mencoba membuka kedua kelopak matanya dan...
“Dia bukan kekasih..kkuu.. bodoh”
Kami saling
berpandangan, tatapan mata Seulyeon seakan berkata ‘Ommo!’.
“Kau bermimpi apa?”
Tanyaku pada
Seulyeon memastikan. Apa aku melanggar janji untuk tidak bertanya lagi? Anggap
saja aku baru saja terkena amnesia dadakan setelah bertatap mata dengan
Seulyeon.
“Ya! Kenapa kau disini pabo! Kenapa kau bolos!”
Teriak Seulyeon
sambil membenarkan surai coklatnya yang berantakan. Dia menatapku tajam, tapi sungguh
kenapa aku merasa ia begitu menggemaskan?
“Bukankah kau juga bolos?”
“Ah terserah kau saja, aku lapar”
X-Beautiful Liar-X
Kim Taehyung POV
“Ya! Jungkookie, apa iya kita harus mencelakai
Jinhwan hyung? Bukankah dia hyung sahabat kita sendiri. Ah nan eottokhae”
Eluhku pada
sahabatku si Jeon Jungkook.
“Mollayo hyung, sepertinya kita juga tidak bisa
menolaknya”
Flashback ON
“Aku tidak mau tahu! Kalau sampai kalian tidak
berhasil membuat Jinhwan menjauhi Seulyeon maka kerja sama antara kantor Appaku
dan Appa kalian bisa kubatalkan dan kalian menjadi miskin!”
Hentak Jimin
hyung yang lalu menarik kedua kerahku dan Jungkook sesaat.
“Bagaimana? Aku akan meminta Appaku untuk
menaikkan saham jika kalian membantuku, bukankah aku sangat baik terhadap
kalian?”
Aku dan Jungkook
sangat ketakutan, aku bingung harus menjawab apa. Aku heran bukankah Jimin
hyung masih ada hubungan saudara dengan Jinhwan hyung? Kenapa Jimin hyung
sangat ingin mencelakai Jinhwan hyung? Ah molla, au benar benar tidak tahu.
Masa depan keluargaku ada di tanganku sekarang.
“Kami akan fikirkan itu hyung”
Jawab Jungkook
dengan sedikit gugup, aku hanya bisa menarik nafas dalam dan sedikit terbesit
rasa tidak percaya apakah ini benar benar terjadi? Apakah aku dan Jungkook
dilibatkan pada masalah mereka? Ya bagaimana bisa begini?
Flashback Off
X-Beautiful Liar-X
Author POV
“Jadi kita berbaikan ya”
Tanya Jinhwan
sambil menunjukkan jari kelingkingnya pada Seulyeon yang tengah sibuk dengan kamus
bahasa perancis baru miliknya dan setumpuk sandwich buatan Jinhwan.
“Yeonniya, kau mendengarkanku apa tidak?”
Tanya Jinhwan
memastikan, ia sedikit jengkel karena suasana diantara mereka berdua masih
canggung.
“Tidak, aku tidak mendengarmu”
“Aish”
Seulyeon mendapat
sebuah cubitan diujung hidungnya.
Jinhwan yang juga super jail itu sengaja menyumbat saluran pernafasan
Seulyeon.
“Ya! Apa kau gila!”
Jinhwan hanya
terkekeh pelan melihat tingkah yeojanya itu. Entahlah hingga detik ini kadang
Jinhwan masih tidak percaya, apa yang membuatnya sangat tertarik dengan Seulyeon.
“Seulyeon
noona!”
Teriak seseorang
dari lantai bawah.
“Yak! Jinanie, bukankah itu suara Hanbin?”
“Nuguya?”
Teriak Jinhwan
sambil mencoba mengecek dari lantai atas.
“Ya! Apa hyung melupakanku hanya karena aku
memakai papan skatemu?”
Keluh Hanbin sambil
naik di tangga menuju lantai atas.
“Aigo, tidak hyungnya tidak dongsaengnya sama saja
masuk k erumah orang tanpa izin. Baiklah ayo Hanbin-ah masuklah ke kamarku”
Ajak Seulyeon
menuntun adik kecilnya.
“Woah.. apa ini kamar noona? Bahkan ini terlihat lebih
manly daripada kamarku dan kamar Jinan hyung.”
Seru Hanbin
sambil memandangi seluruh sisi kamar Seulyeon yang bercat kombinasi abu abu
hitam dan putih. Ranjang berwarna hitam pekat dengan sisi furniture yang tajam
memberi kesan manly yang sangat kuat di dalamnya. Serta kursi meja dan karpet
berwarna kelabu yang juga ada di dalam kamar tersebut.
“Tentu saja ini kamarku. Kalau kau ingin memainkan
sesuatu semuanya ada disana”
Jawab Seulyeon
sambil menunjuk sebuah ruangan disisi lemari pakaiannya.
“Woah.. ruangan apa ini noona?”
“Itu ruangan tempatku mengoleksi barang barang
pribadi, masuklah”
Hanbin benar
benar terkesima dengan semua koleksi milik calon kakak iparnya itu. Di dalam
ruangan itu terdapat sekitar hampir 20 lemari kaca dengan isi yang berbeda
beda. Ada koleksi miniatur yang Seulyeon beli langsung di luar negeri, pernak
pernik, koleksi papan skateboard, beberapa playstation yang sudah jarang
Seulyeon pakai, dan lainnya tersimpan rapi didalam ruangan tersebut. Jangan
lupakan satu hal.. semuanya berbau namja.
“Apa noona benar benar mengoleksi seluruhnya?”
“Tentu saja, kalau kau mau pilihlah salah satu
papan skate board milikku. Daripada kau memakai miliknya”
Sindir Seulyeon
sambil melirik Jinhwan yang membuntuti mereka berdua.
“Wah! Jinjja yo? Noona bolehkah aku besok mengajak
Jungkook dan Taehyung kesini?”
“Ya ! mana bisa kau mengajak orang lain seperti
itu paboya!”
Gertak Jinhwan
sambil menjitak kepala Hanbin.
“Ya! jinajie kenapa kau sangat kasar hah?”
Teriak Seulyeon
memekakan telinga siapapun yang mendengar suaranya.
“Boleh saja, asal jangan membawa koleksiku dengan
asal. Arrachi?”
X-Beautiful Liar-X
Jungkook POV
Drrrrttt~
“Hyung, aku
mendapat pesan dari Hanbin!”
“pesan apa?”
Tanya Tae hyung
sambil mendekat padaku.
From : Hanbin
Jungkook-ah! Besok aku akan
mengajakmu ke rumah Seulyeon noona! Dia punya banyak koleksi bagus! Jangan lupa
ajak V hyung! Arrachi!
“Apa kita lakukan
rencana itu besok hyung? Pasti disana ada Jinhwan hyung juga”
Ujarku meyakinkan
V hyung.
“Baiklah”
TBC-
Beautiful Liar Chapter 02
Flashback On
“Chimchim!
Hentikannn!”
“Apa? Aku tidak
mendengarmu Seulyeon-ah!”
“Chimchim jebal!”
Yeoja kecil
berusia 6 tahun itu terus berteriak ketika Jimin—musuh besarnya mendorong
ayunan yang ia tumpangi sendirian dengan sangat keras.
Seulyeon benci pemaksaan
dan penyiksaan
Jimin sempat
memberhentikan ayunan yang ia dorong, bukan berarti disini Jimin menghentikan
aksinya, Jimin malah melanjutkan aksinya dengan menumpahkan sebotol susu
dirambut dan pakaian Seulyeon.
Dia sangat suka
melihat orang lain menunjukkan kelemahan dan menumpahkan air matanya di depan
wajah Jimin
Yeoja kecil itu
merasa kedinginan. Ia memeluk tubuhnya sendiri sambil terus menangis berharap
seseorang menemukannya dan membantunya.
“Jimin! Apa yang
kau?!!—ya Jimin!”
Teriak namja kecil
bernama Jinhwan setelah melihat sepupunya Park Jimin—yang lagi lagi membully
orang seenaknya.
“Umm namamu
siapa? Aku Kim Jinhwan, Maafkan Jimin ya? Ah ayo berdiri, biar kubantu”
Tanya Jinhwan
sambil membantu Seulyeon berdiri.
Jinhwan memang
anak yang baik sejak kecil
“Namathu Hwan
theulyeon, athu tinggal dithana, bitakah kau mengantalkanku Jinan-chi”
Jawab Seulyeon
masih dengan keadaan sesenggukan.
“Oh namamu
Seulyeon? Umm tadi kau bilang Jinan? Namaku Jinhwan coba kau eja lagi”
Celoteh Jinhwan
meminta pada Seulyeon yang pada dasarnya memang pelat dan masih belum terlalu
lancar berbicara di usianya yang sudah menginjak 6 tahun. Sebenarnya usia
Seulyeon, Jinhwan dan Jimin hampir sama, akan tetapi Seulyeon mengalami
perlambatan pertumbuhan akibat lahir prematur.
“Ji..nan..?”
Eja Seulyeon
kecil dengan susah payah, dia benar benar kelu mengucapkan kata ‘Jinhwan’
baginya itu adalah kata tersulit yang pernah ‘harus ia ucapkan’ seumur hidup.
“Ah sudahlah, ayo
kuantar kau pulang”
Jinhwan mengantar
Seulyeon menuju rumah yang sempat Seulyeon tunjukkan. Jinhwan melihat Seulyeon
gemetaran.
Apakah Seulyeon
kedinginan?
Jinhwan mencoba
untuk memeluk Seulyeon untuk memberikan rasa nyaman atau sekedar rasa hangat,
dan saat Jinhwan hampir berhasil memeluk Seulyeon, tangannya tidak sengaja
menyentuh ujung rambut Seulyeon yang basah.
“Seulyeonni
kenapa rambutmu basah?”
Jinhwan tidak
mendapat respon dari Seulyeon, ia mencoba menerka air apa yang Jimin gunakan
untuk menyiram Seulyeon..
“Susu? Apa kau
baru saja disiram dengan sebotol susu?”
Seulyeon
menganggukkan kepalanya. Jinhwan begitu peduli, ia melepas jaketnya untuk
menghangatkan tubuh Seulyeon.
“Begini lebih
baik”
Flashback off.
Kenapa kau begitu
bodoh Jimin, sudah jelas Seulyeon pasti masih mengingatnya, dia cerdas! daya
ingatnya juga pasti tinggi
X-Beautiful Liar-X
Author POV
“Jinannie ayo
jalan jalan!!”
Teriak Seulyeon
pada Jinhwan yang sedang sibuk membolak balik buku biologinya.
“aigo, kau tampak
seperti perempuan hanya saat dirumah dan saat bersamaku saja ya? Kyeopta”
Celoteh Jinhwan
sambil mencubiti pipi Seulyeon.
“Ish, sudahlah.
Lebih baik kau memilihkan baju seperti apa yang cocok kupakai”
Tanpa basa basi,
Seulyeon lantas menyeret Jinhwan masuk ke dalam kamarnya dan membuka lemari
pakaiannya. Jinhwan membolak balik beberapa kaos, hem dan celana Jeans milik
Seulyeon. Tatapannya tak berarti, ia benar benar bingung, ya walaupun bukan
untuk pertama kalinya ia membuka lemari pakaian Seulyeon, melainkan berkali
kali. Kau tahu, Jinhwan membuka lemari Seulyeon sama saja dengan Jinhwan
membuka lemarinya sendiri. Seulyeon tidak pernah mengenakan pakaian yang
memperlihatkan bahwa ia benar benar wanita. Mungkin hanya memiliki beberapa
rok, itu pun rok seragam sekolah—“
“bagaimana
kalau.. umm miniskirt? Dress? Atau gaun tanpa lengan? Apa kau punya?”
Tanya Jinhwan
sambil tetap mengacak lemari pakaian yang sebenarnya tanpa ia acak pun ia tau
kalau isinya ya .. hanya ini ini saja..
“Ige mwoya? Kau
mau mati hah?!!”
Seulyeon memukuli
sahabatnya yang super pervert itu. Ya walaupun dia lebih pervert di banding
Jinhwan. Ah sudahlah..
“Ya! Berhenti
memukulku Yeonni! Akukan hanya memberi saran”
“Saranmu
terdengar seperti kau memintaku untuk membunuhmu paboya!”
X-Beautiful Liar-X
Jimin POV
Aku sedang
didalam kafe bersama sahabatku—Kim Jiwon. Kau pasti tau dia, rapper ternama
yang saat ini sedang hits dibicarakan orang. Tapi entahlah, dia kesini bahkan
hanya dengan pakaian rumahan, tapi tidak ada satupun yang mengenalnya.
Mungkin Jiwon
terlalu jelek tanpa make up sehingga ia sulit dikenali
Aish.
“Jiwon-ah,
eotthokae”
Rengekku sambil
mengacak surai jinggaku.
“Ya! Jimin! Sudah
berapa tahun kau seperti ini pabo! Sudah terhitung 10 tahun yang lalu, kau
bahkan sempat berkali kali tidak naik kelas gara gara Seulyeon, aku tidak habis
fikir denganmu”
Ejek Jiwon sambil
menghadiahi sebuah jitakan dikepalaku.
“Ya! Jika saja
aku punya kemampuan untuk mengendalikan siapa yang seharusnya ku sukai dan
tidak kusukai pastilah aku sudah bertindak! Dasar bodoh!”
Elakku akan
ocehan Jiwon. Sungguh aku tidak tahan dengan hal semacam ini, bagaimana caranya
agar Seulyeon bersamaku dan Jinhwan enyah dari hidupku dan Seulyeon. Aku muak
dengan hal hal seperti ini.
“Lalu apa
rencanamu?”
Tanya Jiwon
dengan nada yang cukup tenang.
“Aku berfikir kau
harus membantuku juga kali ini, bagaimana caranya agar Jinhwan yang menjauhi
Seulyeon, atau sebaliknya”
“Hey bodoh!
mereka itu bersahabat sejak lama, kau kira mudah”
Hentak Jiwon yang
lalu menyesap kopi arabica yang ia pesan tadi.
“Mudah saja
bagiku”
Jawabku enteng
sambil membetulkan tatanan rambutku.
“Kalau itu mudah
kenapa tidak kau lakukan sedari dulu?”
Jawab Jiwon yang
langsung menyambar jaket hitamnya dan pergi meninggalkan aku yang masih terpaku
dengan ucapan terakhirnya.
Jiwon POV
“Aku berfikir kau
harus membantuku juga kali ini, bagaimana caranya agar Jinhwan yang menjauhi
Seulyeon, atau sebaliknya”
Kesal? Jangan
ditanya. Entah apa yang membuat sahabatku ini gila pada perempuan jadi-jadian
bernama Hwang Seulyeon itu. Aku akui Seulyeon memang cantik, kaya, pintar, dan
cukup ramah sebenarnya tapi dalam tanda kutip ia ramah hanya pada saat dulu di
tahun pertama. Sayangnya sekarang sudah tidak lagi, apalagi dia tidak pernah
mau di anggap sebagai yeoja
“Hey bodoh!
mereka itu bersahabat sejak lama, kau kira mudah”
Hentakku pada
Jimin yang sibuk membetulkan rambutnya yang ia acak acak tadi. Aku melanjutkan
menyesapi kopi arabica yang ia pesan tadi.
“Mudah saja
bagiku”
Jawab Jimin
enteng tanpa melirikku sedikitpun, ia malah menjajali kamera depan ponselnya
sambil terus mengarahkan rambutnya ke belakang—kebiasaan Jimin setiap hari. Aku
mengedarkan pandanganku bosan, hingga aku berhenti pada satu titik,
seorang namja yang duduk tidak jauh dariku, ia duduk di dekat
pintu tepatnya di dekat bagian kasir. Hanya berjarak 3 meter dari tempatku. Apa
dia sudah lama disini? Apa dia mendengar semua yang kubicarakan dengan Jimin.
Ah baiknya aku segera enyah sebelum Jimin membuat senjata bagi dirinya sendiri.
“Kalau itu mudah
kenapa tidak kau lakukan sedari dulu?”
Jawabku
menimpalinya dan langsung menarik jaket hitamku yang kuletakkan di senderan
kursi dan pergi meninggalkan Jimin yang masih terbengong ria di tempatnya.
Dasar prosesor lambat.
Aku sempat
menyenggol namja yang kulihat tadi, ia menyadari kehadiranku rupanya.
“Semoga kau
menang di pertandingan dan tidak dikalahkan olehnya”
Alibiku sambil
menunjuk Jimin yang masih sibuk bergulat dengan pikirannya untuk menemukan
maksud tersembunyiku tadi.
X-Beautiful Liar-X
Seulyeon POV
“Ya! Yeonniya!
Percuma kan aku memberi saran”
Keluh Jinhwan disepanjan
jalan. Haish aku sangat risih dengan rengekan namja satu ini.
“Itu karena
saranmu sangat bodoh tuan Kim”
Jawabku sambil
sedikit membuat cara bicaraku sedikit errr feminin? Ya entahlah .. aku hanya
ingin saja seperti itu di dekat Jinhwan. Hey jangan berfikir kalau aku menyukai
Jinhwan hanya karena hal ini.. atau juga karena aku sering mengakuinya menjadi
namjachinguku.
Tidak ! semuanya
tidak benar! Aku seperti itu.. entah mungkin Jinhwan sekedar pelampiasanku.aku
tidak pernah punya hubungan dengan seorang namjapun, kalaupun ada pasti hanya
sekedar teman dan tidak dekat... uh koreksi.. namja yang dekat denganku ada
dua.. tentunya Kim Jinhwan dan... kau tau sendiri kan stalkerku yang paling
setia tapi selalu dengan malas ku abaikan begitu saja, si Tuan Park Jimin. Ah
aku jahat sekali. Tapi aku merasa memang begitu adanya.
Kau tau selama
ini Jinhwan itu sebenarnya sangat over protectiv padaku. yang aku dengar dari
yeoja yeoja yang suka menggosip dikelasku, Jinhwan selalu mengancam namja yang
mendekatiku.. HEOL! Apa apaan Jinhwan ini!
Tapi aku diam
saja, aku berfikir Jinhwan tidak mungkin seperti itu. Dia terlalu lembut untuk
menjadi namja yang seperti teman temanku katakan. Dia bahkan tampak lebih
seperti yeoja daripada namja. Makanya itu.. karena aku lah namjanya! dia yang
harusnya kulindungi.
Tidak seharusnya
yeoja yang melindungi namjanya bukan? Yah.. aku ini sang namja.
Lalu para
hoobaeku, entah apa hanya perasaanku saja atau memang murni seperti ini
kejadiannya. Setiap aku tidak bersama Jinhwan banyak hoobae yang menyapaku.
Coba jika aku dengan Jinhwan semuanya menunduk, seakan memberi hormat pada si
Raja Hwang Seulyeon dan dayang setianya Noona Kim Jinhwan telah hadir ditengah
tengah mereka.
“Hey! Ya! Hwang
Seulyeon! Berhentilah berfantasi, ish kau ini!”
Teriak Jinhwan
memekik di gendang telingaku. Ah dasar pengacau. Ah apa telingaku baik baik
saja?
“Ya! Bisakah kau
tidak merusak gendang telingaku! Ish paboya! Kau baru darimana eoh?”
“Umm dari kafe,
aku membelikanmu ini jangan marah”
Jinhwan memberiku
segelas coffee latte. Ia tidak minum, ia tampaknya hanya membeli satu untukku.
Ia hanya menepuk nepuk punggungku sambil berkomat kamit.. ‘Mian’,, lalu pergi
begitu saja dengan tawa khasnya meninggalkan aku sendirian.
X-Beautiful Liar-X
“Jinanie Hyung,
Seulyeon noona!”
Teriak Hanbin
dari kejauhan sambil menumpangi Skateboardnya.
“Ya! Jinanie!
Bukankah itu Hanbin?”
Tanyaku pada
Jinhwan. Entahlah tiba tiba raut wajah Jinhwan saat menatap adiknya seperti..
pandangan tidak suka, lebih tepatnya seperti sedang marah. Ah ada baiknya aku
tidak peduli, lebih baik bermain bersama Hanbin, ini pasti seru. Secara kita
selalu bertanding secara jantan. Beda sekali jika aku harus memainkan sesuatu
bersama Jinhwan, aku harus ekstra hati hati agar ia tidak lecet. Dasar yeoja.
“Heol.. Hanbin-ah
permainanmu sungguh bagus. apakah papan skatemu baru? Tapi mengapa aku
sepertinya pernah melihatnya ya”
Hanbin
melambaikan tangannya padaku. seakan ‘sini noona aku bisiki’
Aku mendekati
Hanbin dan merendahkan posisiku agar sejajar dengan tinggi badannya yang
sebenarnya tidak terlalu pendek dibanding denganku.
Jinhwan menatapku
dan Hanbin dengan tatapan malas. Aish namja ini ada apalagi.
“Waeyo Hanbin-ah” bisikku pada Hanbin.
“Gomapta noona,
keundae ini papan skate yang dijadikan hiasan di kamar Jinanie hyung”
Bisik Hanbin
sambil sedikit mencuri pandang pada hyungnya yang sangat kesal.
“Ya.. pantas saj
hmbppphhh—“
“noona jangan
keras keras, nanti hyung mendengarnya”
“Ah arra arra”
“Ya! Aku
mendengarkannya paboya! Ish!”
Potong Jinhwan
dengan nada kesalnya, ia memalingkan wajahnya seakan sedang mencari pelampiasan
untuk amarahnya yang saat ini terpendam. Aku baru ingat si yeojaku Kim Jinhwan
itu sangat menyayangi skateboard berwarna merah hitam itu. Sayangnya ia tidak
lihai memainkannya, akhirnya ia memutuskan untuk meletakkannya di kamar sebagai
hiasan.
“Ya, Jinanie..
kau ini benar benar memalukan”
Jinhwan berlari
menjauhiku. Aish anak ini
“Aku sungguh malu
dengannya noona. Huh untung hyungku ada dua”
Ucap Hanbin
sambil memberikan evil smirk dan tatapan liciknya padaku.
“Yayaya..
terserah.. aku memang namja. Panggil saja aku hyung! Arra! Yasudah hyung kesana
dulu ya mengejar Jinhwan noona”
Pamitku
meninggalkan Hanbin sendirian di taman itu.
“Terserah sajalah
hyung! Urus saja noonaku untuk seterusnya!”
Teriak Hanbin
dari kejauhan, aku hanya menunjukkan jempolku. Hey tunggu? ‘untuk seterusnya’?
ah sudahlah..
X-Beautiful Liar-X
Author POV
“Ya, Jinanie..
kau ini.. toh adikmu hanya melakukan apa yang ia sukai, toh kau juga hanya
memajangnya, bukankah itu sayang sekali jika tidak dipakai?”
Sesal Seulyeon
setelah berhasil memberhentikan langkah Jinhwan di sekitar sisi jalan raya.
Wajah Jinhwan memerah dan matanya berkaca kaca.
Namja ini kenapa?
Kurang lebih
seperti itulah yang Seulyeon pikirkan. Karena apa, sebelumnya Jinhwan tidak
pernah seperti ini. dia bukan tipe tipe namja yang mudah marah, apalagi pada
Hanbin. Kau tau, dia hyung yang sangat baik bagi Hanbin dan juga Seulyeon.
Seulyeon laki laki kan?
Ah kembali pada
Jinhwan.. tangannya mengepal erat. Buku jarinya memutih, dia benar benar sedang
menahan marah. Seulyeon hanya manggut manggut melihat kelakuan aneh sahabatnya
yang selama 10 tahun ini belum pernah ia lihat. Terkejut? Tentu saja.
Marahnya orang
sabar adalah hal yang paling menakutkan.
Jinhwan
menggenggam erat pundak Seulyeon, air matanya sudah siap meluncur sekarang.
Seulyeon? Jangan
di tanya. Karena ia benar benar namja akut, yang sama sekali tidak peka padahal
di depannya ada namja yang sangat mencintainya, bersiap menunjukkan
kelemahannya sendiri dihadapan Seulyeon.
Anggap saja urat
kepekaan Seulyeon putus, karena itulah adanya.
“Tapi aku
menyukaimu”
Ucap Jinhwan
dengan suara parau khas orang yang sedang menangis.
“Ige mwoya?
Menyukaiku? Apa maksudmu Jinanie.. ahaha.. ah nado.. aku juga menyukaimu”
Jawab Seulyeon
enteng. Sudah kubilang kan, Seulyeon itu namja tanpa rasa peka?
“A.. Anio.. aku
bilang aku menyukai papan skate ku, bukan menyukaimu”
Elak Jinhwan
sambil menundukkan kepalanya dan melepas cengkramannya di pundak Seulyeon.
Jinhwan POV
Flashback ON
“Ya! Yeonniya!
Percuma kan aku memberi saran”
Keluhku
disepanjang jalan, bagaimana tidak tadi dia menjitak aku lantaran menurutnya
aku salah memberi saran. Bukankah dress cocok untuk gadis? Kenapa ia tidak
memilikinya sama sekali? Lemarinya bahkan persis dengan milikku. Toh pada
akhirnya dia tetap memakai pakaiannya yang seperti biasa. Jeans hitam dipadukan
kaos abu abu dan jaket berwarna senada dengan celananya.
“Itu karena
saranmu sangat bodoh tuan Kim”
Seulyeon
mendudukkan dirinya di kursi taman. Dia melamun lagi? Ah yeoja ini, jika tak
kubelikan latte bisa bisa aku harus menggendongnya lantaran ia tertidur disini.
Dasar sleeping ugly. Tunggu aku akan membelikan latte untukmu.
Aku sudah sampai
di kafe dan segera memesan segelas coffee latte kesukaan Seulyeon. Aku memilih
menunggu pesananku sambil duduk di dekat pintu. Ahh cuacanya sangat bagus hari
ini.
“Ya! Jimin! Sudah
berapa tahun kau seperti ini pabo! Sudah terhitung 10 tahun yang lalu, kau
bahkan sempat berkali kali tidak naik kelas gara gara Seulyeon, aku tidak habis
fikir denganmu”
Hah? Apa aku
tidak salah dengar? Seulyeon? Siapa yang menyebut nama Seulyeon? Dan kenapa
sepertinya aku pernah mendengar suara ini? suara ini terasa sangat familiar
bagiku.
“Ya! Jika saja
aku punya kemampuan untuk mengendalikan siapa yang seharusnya ku sukai dan
tidak kusukai pastilah aku sudah bertindak! Dasar bodoh!”
Aku menemukannya.
Bukankah itu? Kim Jiwon? Rapper andalan sekolahku?
“Lalu apa
rencanamu?”
Tanya Jiwon
dengan lawan bicaranya. Hey surai jingga? Seingatku disekolah hanya ada satu
namja yang bersurai jingga. Sebentar... aku melupakannya.
Oh Park Jimin.
Apa itu benar Park Jimin?
“Aku berfikir kau
harus membantuku juga kali ini, bagaimana caranya agar Jinhwan yang menjauhi
Seulyeon, atau sebaliknya”
Mworagu? Jadi itu
benar Jimin?
“Hey bodoh!
mereka itu bersahabat sejak lama, kau kira mudah”
“Mudah saja
bagiku”
Jawab Jimin
enteng sambil membetulkan poninya. Apa maksud Jimin? Ia ingin memisahkan aku
dan Seulyeon?
“Kalau itu mudah
kenapa tidak kau lakukan sedari dulu?”
Jawab Jiwon
sambil melirikku dan tersenyum. Ia segera bangkit dari kursinya meninggalkan
Jimin sendirian. Jiwon mendekatiku? Apa yang akan ia lakukan?
“Semoga kau
menang di pertandingan dan tidak dikalahkan olehnya”
Bisik Jiwon
sambil menunjuk Jimin yang terlihat sedang menunduk seperti sedang memikirkan
sesuatu. Aku harus mengatakannya sekarang pada Seulyeon, apapun itu Jimin tidak
boleh melakukannya lebih dulu dariku.
Flashback off.
Author POV
“Jinjja? Tapi aku
tadi mendengar kau bilang kau menyukaiku? Ah mungkin ada yang salah dengan
telingaku.”
Seulyeon menunduk
malu, tentu saja dia merasa dirinya terlalu percaya diri jika Jinhwan
menyukainya. Dasar telinga sialan.. batin Seulyeon.
“Yak, lalu jika
kau menyukai papan skatemu apa harus kau sampai menangis seperti ini ha? Aigo”
Seulyeon
menggeleng gelengkan kepalanya dan mengelus pelan surai coklat milik Jinhwan.
Canggung? Sedikit.. tapi untunglah Seulyeon bukan orang yang terlalu kaku.
Jinhwan POV
Aku hanya bisa
tersenyum melihat Seulyeon yang tersenyum kikuk.
Kau tidak salah
dengar.
Aku saja yang
terlalu berharap.
Aku akan
melepasmu jika itu yang terbaik.
TBC-
Rabu, 27 Januari 2016
Beautiful Liar Chapter 01
X-Beautiful Liar-X
Author POV
“Yeonniyaa!!! Palli
ireonna!!”
Teriak namja yang sudah
berseragam sekolah rapi bernamtag Kim Jinhwan. Sudah hampir menjadi
jadwal abadi Jinhwan untuk membangunkan si princess ‘sleeping ugly’-nya itu.
“Yeonniya!! Palii
sekarang sudah jam 6”
Jinhwan menarik bed cover milik sahabatnya—Hwang Seulyeon
yang luar biasa pemalas itu. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, Seulyeon
menarik bed cover yang ditarik Jinhwan untuk menutupi tubuhnya kembali.
“Aish.. terserah kau
saja, Eommaa!! Yeonni tidak mau ba—“
“Haish ! aku sudah
bangun eomma! Kau ini!”
Seru Seulyeon memotong teriakan Jinhwan. Seulyeon mendengus
kesal dan memberi death glare yang sama sekali tidak tampak mematikan/?
Bagaimana tidak? Bahkan kotoran mata Seulyeon masih setia menghiasi dimasing
masing ujung mata Seulyeon.
Jinhwan yang hanya memamerkan deretan gigi putihnya itu
langsung menyambar bed cover Seulyeon kembali dan menatanya serapi mungkin.
“Yeonni ya! Cepat
mandi, kita bisa terlambat paboya!”
Jinhwan terus mengoceh sambil terus melanjutkan kegiatan
merapikan pulau kapuk milik sahabatnya. Jangan menanyakan hal yang lain, toh
Jinhwan memang bukan pembantu keluarga Hwang ataupun pembantu pribadi Seulyeon,
tapi ini memang sudah menjadi kebiasaan Jinhwan sejak ia dan Seulyeon masih
berusia 6 tahun.
Bukannya berterimakasih, Seulyeon malah berbaik hati
menghadiahkan jitakan yang cukup keras dikepala Jinhwan. Nyaris tanpa absen hal
ini terus saja terjadi setiap hari lebih tepatnya setiap pagi, layaknya kaset
yang diputar berulang ulang,
“Yeonniya! Ccepat
mandi! Jika dalam hitungan 5 eomma mendatangi kamarmu dengan keadaanmu yang
sedang menjitak kepala Jinannie milik eomma, kupastikan kau tidak akan pernah
mendapat izin dariku untuk menonton konser”
Teriak eomma Seulyeon di lantai bawah. Mungkin ia sedang
membuatkan sarapan bagi keluarga serta Jinhwan.
“Anio eomma! Aku
memperlakukan Jinhwan dengan baik!”
“Anio Eom— mbbbhhhh!!!
Yeonniyaa lepask—hmbbhhh”
Jinhwan masih terus berusaha melepaskan diri dari Seulyeon
yang membungkam mulutnya.
Mereka memang tidak
pernah benar benar tampak akur
Kau penasaran bukan mengapa Jinhwan memanggil eomma Seulyeon
dengan sebutan eomma juga? Itu karena pada dasarnya kedua orang tua Jinhwan dan
Seulyeon memang memiliki rencana untuk menjodohkan mereka. Walaupun hingga
detik ini mereka tidak mengetahui hal itu, dengan cara pendekatan semacam ini,
dalam pemikiran orang tua Jinhwan dan Seulyeon ini semua akan benar benar
berhasil persis dengan apa yang mereka rencanakan.
X-Beautiful Liar-X
Kim Hanbin POV
Pagi ini sangat
cerah, setelah aku membersihkan tubuhku, aku segera mencari papan skateboard
dikamar Jinanie hyung. Tampaknya Jinanie hyung semakin rajin mengurus Seulyeon
noona sekarang, bahkan ini masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah, tapi Jinanie
hyung sudah meninggalkan rumah.
Aku sangat
mendukung keputusan eomma dan appa tentang perjodohan Seulyeon noona dengan Jinanie
hyung. Mungkin Seulyeon noona tidak seperti yeoja yang lain yang memiliki sifat
lemah lembut. Tapi setidaknya nanti teman bermainku pasti bertambah.
Aku sudah
menemukan papan skateboardku, hari ini aku mendapat kelas siang, jadi aku bisa
bersantai dulu.
Jalanan tidak
terlalu ramai pagi ini. ah syukurlah setidaknya aku bisa bermain tanpa
hambatan. Aku melihat dua orang namja, sepertinya aku mengenali mereka? Apa
mereka?...
“Jungkook! Taehyung!”
Dua namja itu
menoleh dan tersenyum girang melihatku, aku langsung menghampiri mereka.
“Wow.. permainanmu cukup bagus Hanbin-ah!”
“Apa papan skatemu ini baru?”
Tanya Jungkook
sambil mengamati Papan skateboard yang ku mainkan tadi.
“Anio, ini milik hyungku, hyungku tidak terlalu
ahli ia membelinya malah dipakai untuk hiasan kamar. Jadi lebih baik kupakai
kan?”
Jelasku sambil
membalas senyuman kedua teman sekelasku ini.. ah ani mereka adalah teman
seperjuanganku. Kami masih duduk dibangku akhir sekolah menengah pertama.
“Bagaimana jika nanti kita berangkat bersama?”
Tawar Taehyung
dengan senyum khas aliennya.
“Arraseo!”
X-Beautiful Liar-X
Author POV
Sepanjang perjalanan menuju sekolah Seulyeon tetap diam.
Entahlah mungkin efek mendapat sederet ceramah dari eommanya tadi ketika
sarapan. Ya kau tau sendiri, Seulyeon ketauan menjitak kepala Jinhwan tadi.
Jinhwan terus saja mengeluh pusing pada eomma Seulyeon.
Seulyeon dan Jinhwan berangkat sekolah berjalan kaki, jarak
sekolah dan rumah mereka cukup dekat. Sebenarnya Jinhwan selalu memaksa untuk
naik bus saja, tapi Seulyeon selalu berpendapat lain. Ia lebih memilih
menggunakan uang untuk membeli makanan atau ia tabung dan ia gunakan untuk
membeli album daripada untuk membayar bus.
Gerbang sekolah sudah mulai nampak dimata mereka, mata
Seulyeon benar benar berbinar, hari ini ia datang 15 menit lebih awal dari
biasanya. Sebelum sampai gerbang...
“Yeonni ya”
Panggl Jinhwan sambil menyentuh pundak Seulyeon.
“Hm wae?”
“Apa kau sudah
mengerjakan tugas dari Lee saem?”
Tanya Jinhwan sambil menunjukkan eye smilenya yang terkesan
mengejek, karena ia tahu sahabatnya itu pasti melupakan pr nya.
”Ige mwoya? Aish aku
melupakannya! Bahkan aku tidak membawanya, aish eotthokae aaa!”
Seulyeon menjadi ketakutan, wajahnya memerah. Ya, Lee saem
adalah guru paling killer di sekolah mereka. Bahkan saat terakhir Seulyeon
melupakan pr dari Lee saem, Seulyeon mendapat hukuman menata perpustakaan
selama 2 minggu. Itu sangat melelahkan dan Seulyeon tidak mau melakukan hal itu
lagi sekarang.
“Jangan takut, aku
sudah mengerjakan prmu dan membawakannya untukmu”
Jinhwan memberikan buku Seulyeon yang baru saja ia ambil
dari dalam tasnya, dan benar.. dia sudah mengerjakan seluruh pr Seulyeon. Tentu
saja dengan baik dan benar pula, Jinhwan dan Seulyeon adalah
juara kelas. Entahlah mereka jodoh atau apa, karena nilai mereka selalu sama
bahkan dalam peringkat kelas pun mereka selalu menempati tempat yang sama pula
yaitu 1 (peringkat 1 nya ada dua._.)
Bedanya Seulyeon mendapat kepintarannya dari ilmu yang tidak
diketahui darimana asalnya, dia bahkan sangat pemalas. Motto belajarnya cukup
aneh, “Sudah cukup belajar di sekolah, di rumah tidak perlu”
Menurut Jinhwan itu adalah motto terkeren yang pernah ia
dengar. Ia dengan bodohnya sempat menjalani motto Seulyeon selama seminggu,
alhasil nilai Jinhwan nyaris seluruhnya berubah turun drastis.
Anehnya Seulyeon di sekolahpun tidak rajin layaknya murid
biasa. Seulyeon adalah princess sleeping ugly. Apapun kesempatannya ia akan
tertidur. Tidak aneh bukan kalau ia sering di hukum? Sebenarnya ia takut dengan
hukuman, tapi ia sendiri tidak bisa berhenti, dengan alasan “aku memang
mengantuk dan tidak bisa bertahan”
“Ahh kau memang yang terbaik
Jinannieee!”
Ucap Seulyeon sambil mencubit pipi Jinhwan. Matanya berbinar
melihat bukunya sudah penuh dengan jawaban sempurna dari Jinhwan.
“Aish kau selalu saja
begitu”
Kesal Jinhwan sambil mengelus pipinya yang baru saja
mendapat cubitan cantik lagi menyakitkan dari Seulyeon.
X-Beautiful Liar-X
Author POV
Seorang namja
bersurai jingga berjalan mondar mandir di depan kelas yeoja yang ia sukai. Ia
menunggu sedari tadi, tapi si yeoja itu tak kunjung datang.
“dia belum datang huh”
Lirihnya, ia
mengacak rambutnya pelan lalu menata rambutnya kembali. Ia tak mau tampak buruk
didepan yeojanya.
“Park Jimin!”
namja itu merasa
namanya dipanggil, ia mengedarkan pandangannya mencari siapa yang memanggilnya.
Oh ternyata si Huseok teman sebangkunya.
“Ada apa huseok-ah? Kenapa kau mengikutiku
kesini?”
Tanya Jimin pada
Huseok sambil masih sibuk membetulkan rambutnya yang belum sepenuhnya rapi.
“Aish, aku hanya ingin memberitahukan bahwa
yeojamu baru saja datang bersama sahabatnya, itu lihatlah”
Jelas Huseok sambil
menunjuk Seulyeon dari kejauhan yang sedang memukuli sahabatnya si Jinhwan yang
mungkin baru saja membuatnya kesal.
Jimin yang
melihat pemandangan tersebut sebenarnya tidak ingin tinggal diam, tapi ia harus
bisa mengontrol emosinya. Tangannya mengepal erat, bahkan ujung kukunya sudah
memutih.
Geram
Itulah yang ia
rasakan. Jimin mengurungkan niatnya untuk menemui Seulyeon. Ia memilih berbalik
dan kembali ke kelasnya.
Jinhwan POV
Saat aku dan
Seulyeon mulai memasuki lorong sekolah dari kejauhan aku melihat Jung Huseok
sedang menunjuk nunjuk aku dan Seulyeon? Ada apa? Hey.. apa di sebelah Hoseok itu
Park Jimin? Kenapa ia terlihat sangat marah?
“Yeonni ya,
bukankah itu Park Jimin? Kenapa dia ada di depan kelas kita?”
“Hm? Nado molla”
Bukan rahasia
umum lagi kalau Jimin sangat menyukai Seulyeon. Sayangnya Seulyeon tidak pernah
mempedulikan dirinya, Seulyeon tampak lebih menjadi penyuka wanita ketimbang
pria.
X-Beautiful Liar-X
“Jinannn!”
Ah yeoja itu
berteriak lagi, huh kalau dia bukan sahabatku mungkin ia sudah kulempar ke rawa
rawa.
“Wae Yeonni ya? Kajja pulang!”
“Yaa! Kajja! Oh ya kau ke rumahku kan?”
Tanya Seulyeon
sambil memainkan ponselnya.
“Tentu saja, rumahmu rumahku juga, bahkan eommamu
memberikan kamar sendiri bagiku”
Jawabku
membanggakan diri, sebenarnya sama saja sih.. Seulyeon juga punya kamar pribadi
dirumahku. Tapi karena aku yang lebih sering berada di rumahnya membuat
Seulyeon tidak terlalu sering ke rumahku.
“Haish.. kau ini. kadang aku bingung sebenarnya
anak eommaku itu aku atau kau”
Dengus Seulyeon
yang tampak menggemaskan bagiku, aku hanya bisa terkekeh pelan menanggapinya.
Dan entahlah satu
desiran hangat menjalar diseluruh tubuhku ketika ia kesal dan mengumpat
didepanku. Aku hanya merasa nyaman dekat dengannya.
Kau tau, walaupun
ia sleeping ugly, bukan berarti ia
tak cantik. Kebiasaan buruknya lah yang membuat kecantikannya menjadi bukan apa
apa dimata orang lain. Tapi dia akan tetap menjadi sesuatu yang berharga
dimataku.
Aku tidak menilai
ini semua atas garis persahabatan, tapi sepertinya lebih. Aku menyayangi
Seulyeon bukan karena ia sahabatku, tapi aku merasa ia adalah wanitaku. Tapi
aku diam saja. Cukup aku saja yang mengetahuinya, aku tidak berminat membagi
ini pada siapapun.
Seulyeon ini
sebenarnya pada saat tahun pertama dulu memiliki banyak penggemar. Bagaimana
tidak? Dia sangat cantik, pintar dan sangat ramah terhadap sunbae namja atau
namja yang setingkat dengannya. Di bukan ganjen tapi dia hanya tidak ingin
kesan pertama namja yang mengenalnya ia tampak buruk.
Ah sayangnya itu
dulu dia sekarang sudah menjadi namja amatiran yang sangat dingin terhadap
orang yang tak ia kenali, apalagi hoobae.. jangan harap kalian bisa punya
hubungan baik dengan Seulyeon. Dia sangat tomboi, sama sekali tidak memiliki teman wanita, dan
satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah dia belum pernah menjalin hubungan spesial
lebih dari teman dengan pria, dalam artian dia belum pernah memiliki kekasih.
Sebenarnya
Seulyeon bisa tampak seperti gadis didepanku. Aku tidak terlalu percaya diri
atau sombong, tetapi coba kalian lihat sendiri, ia begitu manja dan bawel
padaku. coba ke namja lain? Ah nantinya kalian pasti akan tau sendiri titik
perbedaannya.
Kau tahu,
sebenarnya ada sesuatu hal yang cukup mengganjal pikiranku berkaitan dengan
Seulyeon. Karena setiap dia ditanya siapa kekasihnya ia selalu menjawab
‘Jinanie adalah namjachinguku’ entahlah.. apa dia Cuma bercanda atau bahkan
mungkin—ah sudahlah aku terlalu berharap
lebih~
X-Beautiful Liar-X
Author POV
“Jinaniiee! Bisakah kau keluar dari kamarku? Aku
ingin berganti pakaian paboya!”
Bentak Seulyeon
sambil mengangkat bantal lehernya tinggi tinggi dan siap melemparkannya tepat
diwajah Jinhwan.
“Kalau kau mau ganti pakaian, ganti saja. Aku
masih ingin bermain dengan boneka pororomu”
Jawab Jinhwan
enteng yang langsung menyambar bonek Pororo milik Seulyeon.
Jangan kira si tomboi tidak punya boneka.
“Kau nanti bisa melihat dalamanku bodoh!”
Erang Seulyeon
dibarengi terlemparnya bantal leher tepat diwajah Jinhwan.
“Itu bagus”
Jawab Jinhwan
enteng sambil memainkan kaki boneka pororo Seulyeon.
Jinhwan memang suka mengundang maut bagi dirinya
sendiri.
X-Beautiful Liar-X
Jimin POV
“Persetan kau Kim Jinhwan! Wae? Apa kalian
melupakan aku? Kenapa harus Seulyeon! Arghhh!”
Aku benar benar
lelah, aku tidak habis fikir dengan ini semua. Apa yang kurang denganku? Aku
tampan, pintar dan juga kaya. Oh kau boleh mengoreksinya, mungkin aku tidak
sepintar Seulyeon atau Jinhwan karena aku hanya masuk peringkat 7 bukan 3 besar
seperti mereka berdua? Tapi hidupku ini sudah terlalu sempurna dimata
penggemarku! Banyak gadis yang mengejarku tapi kenapa Seulyeon tidak? Oh
ayolah, aku selalu berusaha satu sekolah dengannya hanya karena ingin
bersamanya tidak lebih. Apa dia masih dendam terhadapku akan masalah di masa
lalu itu? Dan kenapa harus Jinhwan? Seharusnya yang ada disisi Seulyeon bukan
Jinhwan tapi aku!
Flashback On
“Chimchim! Hentikannn!”
“Apa? Aku tidak mendengarmu Seulyeon-ah!”
“Chimchim jebal!”
Yeoja kecil
berusia 6 tahun itu terus berteriak ketika Jimin—musuh besarnya mendorong
ayunan yang ia tumpangi sendirian dengan sangat keras.
Seulyeon benci pemaksaan dan penyiksaan
Jimin sempat memberhentikan ayunan yang ia
dorong, bukan berarti disini Jimin menghentikan aksinya, Jimin malah
melanjutkan aksinya dengan menumpahkan sebotol susu dirambut dan pakaian
Seulyeon.
Dia sangat suka melihat orang lain menunjukkan
kelemahan dan menumpahkan air matanya di depan wajah Jimin
Yeoja kecil itu
merasa kedinginan. Ia memeluk tubuhnya sendiri sambil terus menangis berharap
seseorang menemukannya dan membantunya.
TBC
Langganan:
Postingan (Atom)