Author POV
“Yeonniya”
Panggil Jinhwan berkali kali pada Seulyeon
yang sibuk menghafal kosa kata baru dalam kamus bahasa Perancis miliknya.
Jinhwan benar benar sedang dalam mood tidak baik lantaran ia terus diabaikan
oleh Seulyeon. Terkadang Jinhwan berpikir bagaimana bisa seorang yeoja yang
pekerjaannya hanya makan, tidur, main game juga membuka kamus bisa menjadi
bintang tercerdas yang mampu menyaingi dirinya di sekolah.
“Yeonniya, kapan kau akan meresponku?”
Eluh Jinhwan sambil mengacak rambutnya
dengan frustasi. Seharian ini Seulyeon tampak sangat tidak mempedulikan dirinya
sekalipun ia telah menganggu Seulyeon berkali kali.
“hmmm..”
Gumam Seulyeon menanggapi setelah sekian
lama mendiamkan Jinhwan.
“Ya, kau hanya bergumam saja? Aish
sudahlah”
Jawab Jinhwan meninggalkan Seulyeon
sendirian. Jinhwan memutuskan untuk tidur di kamarnya.
Jinhwan melemparkan dirinya di kasur big
size miliknya. Ia merogoh saku untuk mengambil sebuah note biru laut yang
pernah ia temukan di kamus Seulyeon beberapa hari yang lalu. Ia mencoba
berpikir lebih jauh sekarang. Sejujurnya dia merasakan sakit yang luar biasa
ketika mengetahui sepupunya menyukai sahabatnya.
Ya.. Jinhwan juga masih punya perasaan.
Dia menyayangi Jimin sama seperti dia menyayangi Hanbin. Mau bagaimanapun juga
mereka berdua sama sama dongsaengnya, dan tugasnya sebagai hyung adalah menjaga
dongsaengnya. Bukankah seperti itu?
Mungkin ia rela jika papan skate boardnya
dipakai oleh Hanbin sekalipun ia sangat menyukai papan skateboard itu. Tapi apa
harus ia merelakan Seulyeon untuk Jimin?
Ia mungkin belum tau pasti apa yang akan
diperbuat oleh sepupunya itu. Tapi Jinhwan punya perasa firasat yang baik. Dia
adalah namja yang luar biasa peka. Dia tahu Seulyeon pasti menyukai dirinya,
secara Seulyeon tidak pernah dekat dengan namja selain dirinya, dan juga dia
tidak punya teman yeoja. Kemungkinannya sangat besar bukan?
Dan lagi Jinhwan tau, Jimin tidak akan
diam saja demi apapun yang ia inginkan.
“Argghh”
Kesah Jinhwan sambil meremas dada sebelah kirinya.
Jangan kamu tanyakan apa yang terjadi pada Jinhwan. Jinhwan sendiri tidak tahu
sebenarnya ini apa, dia merasakan hal ini sudah sangat lama. Tapi tidak satupun
orang lain yang mengetahuinya, toh Jinhwan memilih tidak peduli sekalipun itu
adalah penyakit yang membahayakan.
Jinhwan memang tidak pernah peduli dengan
dirinya sendiri.
“Jinaniee!”
Teriak Seulyeon mencari namjanya yang
seharian ini ia diamkan. Sayangnya walaupun Jinhwan mendengar teriakannya ia
malah memilih untuk pura pura tertidur, padahal dadanya masih terasa sakit dan
sulit bagi Jinhwan untuk memejamkan matanya.
Seulyeon POV
“Jinaniee!”
Teriakku pada tuan Kim. Ah Namja itu benar
benar tidak bisa di ajak bercanda. Lagipula, apa iya dia lupa kalau sekarang
hari ulang tahunnya? Dasar menyusahkan saja.
Aku langsung menaiki tangga ke lantai dua.
Tentu saja.. apalagi yang akan kulakukan selain mencari si tuan tampan itu.
Errrr.. aku tidak munafik kalau aku mengatakan Jinhwan tampan bukan?
Aku membuka pintu dengan sangat pelan.
Aish si tuan tampan pura pura tidur rupanya.
“Aish.. kau kira aku tidak bisa membedakan
kau benar benar tidur atau tidak hah!”
Teriakku sambil memukulinya dengan bantal.
10 tahun bukan waktu yang sebentar untuk mempelajari bagaimana cara Jinhwan
tidur.
“Hiks..”
Mworagu? Apa itu tadi suara tangisan? Ya..
apa namja ini menangis? Aigo.. namja ini benar benar tidak berubah.
“Ya. Kau kenapa eoh? Aish masih saja kau
ini. hey Jinhwan! Kau sudah 17 tahun sekarang! Aish.. anak ini”
Aku memutuskan untuk membalik tubuh Jinhwan
yang sedang tengkurap. Ughh kecil kecil dia juga berat. Aish kenapa susah
sekali.
“Jinhwan?”
Aku terkejut. Sungguh, baru kali ini aku
melihat Jinhwan dengan wajah sangat pucat. Oh ayolah, tadi kulihat dia baik
baik saja. Separah inikah aku mengabaikannya hingga ia sepucat itu?
“Yak Jinanie! Kita ke rumah sakit sekarang
arra!”
X-Beautiful Liar-X
Aish mengapa taksi ini begitu lambat
berjalan?
“Ya! Ahjussi! Tidakkah kau lihat temanku
sekarat!”
“Bersabarlah nona! Jalanan Seoul yang
macet ini juga bukan salahku!”
Serang balik supir taksi sialan ini. oh
sungguh demi dewa pluto yang belum sempat aku ajak berkenalan. Aku tidak ingin
sesuatu hal yang tidak baik terjadi hari ini lebih tepatnya sekarang.
“Yeonniya.. gwaenchana..”
Jawab Jinan terbata bata.
Baik baik saja katanya? Mati saja kau
Jinan. Aku sudah kehabisan akal untuk mengerti cara berpikirmu.
“Ya. Apa kau punya riwayat penyakit? Atau
kau menyembunyikan sesuatu dariku?!”
Bentakku pada si Tuan Kim yang
menyandarkan tubuhnya di pahaku. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan sesekali
tersenyum. Aish namja ini ingin rasanya kubuang dia dari pangkuanku dan
meninggalkannya sendirian bersama supir taksi sialan didepanku itu.
Tapi sungguh, bukan berarti saat aku
mengumpat aku ingin Jinan mati saja.. itu berarti aku ikhlas melepasnya begitu
saja. Tidak. Tidak akan pernah.
Mau bagaimanapun dia tetaplah Jinanieku,
aku menyayanginya lebih dari apapun yang kumiliki saat ini. dan aku mohon
semoga persetanku dengan kemacetan tak berguna ini segera selesai.
X-Beautiful Liar-X
Hanbin POV
“Mwoya! Baiklah noona aku, appa dan eomma
akan segera kesana”
Ah apa benar Jinan hyung sakit? Tadi pagi
saat dia meninggalkan rumah dia terlihat sangat senang. Dia hanya cengar cengir
menatapku saat akan membuka pintu keluar. Aku tau tadi pagi dia membawa sebuah
kamus bahasa Perancis. Toh itu sudah pasti akan diberikan pada Seulyeon noona.
Hyung tidak mungkin mempelajari semacam itu.
Setelah memberitahu eomma dan appa, kami
berangkat menuju rumah sakit yang telah Seulyeon noona berikan alamatnya.
X-Beautiful Liar-X
“Bagaimana keadaan putra kami dok?”
Tanya eomma pada dokter yang baru saja
keluar dari kamar tempat hyung diperiksa. Kebetulan dokter yang memeriksa Jinan
hyung adalah Appa dari teman hyung sendiri. Huseok hyung.
“Syukurlah nyonya, walaupun sedikit
terlambat akan tetapi Jinhwan baik baik saja. anda boleh masuk tetapi saya
mohon untuk 2 orang saja.”
Jelas dokter panjang lebar. Tentu eomma
dan appa hanya mengangguk anggukan kepalanya. Jangan menanyakan Seulyeon noona.
Dia tampak lebih sakit dari pasien yang kulihat berlalu lalang disini. Mungkin
dia merasa bersalah, tapi kalau bukan karena Seulyeon noona , hyungku belum
tentu selamat bukan?
“Noona..”
Panggilku sambil menyentuh pundak Seulyeon
noona yang tampak mengurung diri di ujung lorong rumah sakit. Aku tidak tahu
sebenarnya apa yang telah terjadi, karena noona sendiri hanya bilang kalau ia
sedang mengantar hyung ke rumah sakit itu saja.
“Hiks hiks” *suara orang nangis gimana
sih?*
“Ya! Noona uljima.. Hyung tidak apa apa,
kau jangan menangis. Appa dan eomma tidak akan membencimu hanya karena ini”
Jawabku menenangkan noona. Aku tau aku
tidak ahli dalam hal seperti ini. tapi aku mencoba, tapi sepertinya aku salah
penerapan. Aku lupa kalau noona ini namja jadi jadian.
“Aku tidak menangis karena hyungmu
paboya!”
Teriak noona yang memekakan telinga.
Harusnya aku membawa earphone untuk
menyumpal telingaku—“
“Lalu?”
“Tasku tertinggal di taksi! Ponsel dan
kamus baruku ada disana huweeeeeeee!!!”
X-Beautiful Liar-X
Jinhwan POV
Aku benar benar bahagia saat ini.
Seulyeon benar benar sangat menyayangi dan
mempedulikan diriku. Oh tentu saja aku ini kan sahabatnya.. aish pabo. Aku
sudah berharap yang tidak tidak.
Tapi... apa keputusanku untuk membohongi
mereka semua itu salah? Ya tuhan, aku benar hanya ingin semua dongsaengku
bahagia.
Flashback on.
“Kim Jinhwan, kau sudah merasakan gejala
ini sejak lama bukan?”
Aku mengangguk lemah mendengar kicauan
ayah Huseok. Huh tidak Appa tidak anaknya sama saja.
“Tapi aku mohon, paman jangan beritahukan
pada mereka dulu”
Pintaku sambil menggenggam erat tangan
Appa Huseok—Dokter Jeong.
“Biarkan mereka tau langsung dariku”
Flashback off.
“Jinanie!”
Teriak Seulyeon begitu memasuki ruanganku.
Yeoja ini tau saja aku sedang melamun.
Seulyeon mengambil tempat duduk yang ada
di dekat ranjang tidurku. Ia mendudukinya dan langsung mendekatkan kepalanya
diatas tanganku. Ia mencoba memejamkan matanya. Entahlah dia sangat
menggemaskan saat seperti ini.
“Yeonniya, apa kau mengkhawatirkanku?”
“Tentu saja bodoh. kau kenapa menanyakan
hal yang tidak berguna aish”
Jawab Seulyeon sekenanya tanpa mengubah
posisinya sama sekali. Aku mengelus surai coklatnya dan memindahkan anak
rambutnya ke belakang telinga. Lucu sekali, dia benar benar tampak seperti
yeoja sekarang.
Lama lama kuperhatikan wajahnya uh sangat
cantik. Mendekati sempurna jika.. hey hidung Seulyeon memerah dan matanya
sedikit membengkak? Apa dia barusaja menangis?
“Yeonniya, irreonna”
“Aku mengantuk Jinan, bisakah kau
membiarkanku seperti ini? kau membuatku lelah seharian pabo”
“Arrata arrata, keundae.. bukankah ini jam
bacamu? Kenapa kau tidur?”
Tanyaku sambil mengubah posisiku menjadi
terduduk dan Seulyeon kucoba mengangkatnya ke atas ranjangku, mencoba memeluknya
mungkin terdengar bagus.
“Kau jangan marah ya?”
Gencar Seulyeon tetap dengan memejamkan
matanya. Aku hanya bergumam tidak jelas untuk mengiyakannya. Toh mau seperti
apapun nakalnya Seulyeon, aku tidak mungkin marah berlebihan.
“Kau tau kan kamus dan ponselku ada
didalam tas”
“Hmm”
“Tasku tertinggal di taxi sialan itu"
“hah? Itu saja? toh ponselmu juga tidak
ada isinya. Ponselmu bahkan hanya ponsel berfitur telefon dan sms. Dan lagi
kamus, aku bisa menemanimu untuk membelinya lagi”
“Tapi itu kan hadiah darimu Jinan”
Eluh Seulyeon sambil mengeratkan
pelukannya di pinggangku.
“Tapi kau hadiah terindah untukku. Kau
tidak perlu menyesalinya. Arrachi?”
Aku berharap hari ini tidak pernah
berakhir. Biarkan aku seperti ini sampai pada akhirnya aku benar benar siap
meninggalkannya tuhan.
X-Beautiful Liar-X
Jimin POV
“Mwo? Jadi Appamu yang menangani Jinhwan?
Jinhwan mengidap penyakit jantung? Ah sudah kuduga anak itu pasti berpenyakit!”
Jawabku puas setelah mendapat uraian
penjelasan dari Huseok. Anak itu benar benar sangat bisa diandakan.
“Molla, mungkin besok atau lusa aku akan
pindah ke rumahnya. Tentu aku menunggu kepulangan Jinhwan.”
Jawabku ketika Huseok menanyakan
kepindahanku menuju keluarga pamanku. Ah menyebalkan sungguh.
“Toh kau akan dapat bonus lebih sering
bertemu Seulyeon bukan?”
Seru Huseok dari seberang sana. Huseok
benar benar teman terbaikku. Aku mengetuk ngetuk meja sambil tersenyum setelah
sadar akan bonusan itu dan membayangkan bagaimana nanti aku dan Seulyeon bermesraan
berdua. Pasti sangat indah bukan?
“Tentu saja! kita laksanakan saja rencana
kita selanjutnya setelah aku pindah”
Bipp
Aku mematikan sambungam telepon dan
langsung menghubungi Jungkook, Taehyun dan Nayeon. Pasti mereka sangat menyukai
ideku. Seulyeoni. Kau akan jadi milikku lagi untuk selamanya.
Hahaha.
Aku beranjak dari ruang tamu menuju
kamarku. Aku hanya ingin mengganti sepatu dan mengambil jaket kulit kesayangan
milikku. Ah aku butuh bersenang senang.
2 botol soju mungkin terdengar sangat baik.
Aku mengambil kunci mobil yang menggantung
bebas ditempatnya. Sial besok hari terakhirnya bisa bergantung bebas disini. Ah
apa yang tengah dilakukan Appa hingga bangkrut? Menyusahkan cih!
Aku mengegas mobilku dengan kecepatan
penuh. Berharap lekas sampai di disko terdekat. Mungkin pemandangan disana juga
bisa meringankan stres ku.
Perlahan aku membuka pintu disco bernama
“Sang Disco” itu. Tidak ada yang aneh, sama saja seperti diskotik pada umumnya.
Hanya saja warna lampu disini cenderung warna gelap. Aku tidak tahu mengapa.
Aku berjalan pelan sambil mengamati seisi
ruangan. Ini masih siang dan cukup sepi untuk hitungan diskotik sebesar ini.
“Aw..”
Sialan aku menabrak seseorang.
“Mian.. aku tidak melihat..—“
“Kau!” teriak kami bersamaan.
TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar