Rabu, 17 Februari 2016

Beautiful Liar Chapter 05

Author POV

“Yeonniya”
 Panggil Jinhwan berkali kali pada Seulyeon yang sibuk menghafal kosa kata baru dalam kamus bahasa Perancis miliknya. Jinhwan benar benar sedang dalam mood tidak baik lantaran ia terus diabaikan oleh Seulyeon. Terkadang Jinhwan berpikir bagaimana bisa seorang yeoja yang pekerjaannya hanya makan, tidur, main game juga membuka kamus bisa menjadi bintang tercerdas yang mampu menyaingi dirinya di sekolah.
 “Yeonniya, kapan kau akan meresponku?”
 Eluh Jinhwan sambil mengacak rambutnya dengan frustasi. Seharian ini Seulyeon tampak sangat tidak mempedulikan dirinya sekalipun ia telah menganggu Seulyeon berkali kali.
 “hmmm..”
Gumam Seulyeon menanggapi setelah sekian lama mendiamkan Jinhwan.
 “Ya, kau hanya bergumam saja? Aish sudahlah”
 Jawab Jinhwan meninggalkan Seulyeon sendirian. Jinhwan memutuskan untuk tidur di kamarnya.
 Jinhwan melemparkan dirinya di kasur big size miliknya. Ia merogoh saku untuk mengambil sebuah note biru laut yang pernah ia temukan di kamus Seulyeon beberapa hari yang lalu. Ia mencoba berpikir lebih jauh sekarang. Sejujurnya dia merasakan sakit yang luar biasa ketika mengetahui sepupunya menyukai sahabatnya.
 Ya.. Jinhwan juga masih punya perasaan. Dia menyayangi Jimin sama seperti dia menyayangi Hanbin. Mau bagaimanapun juga mereka berdua sama sama dongsaengnya, dan tugasnya sebagai hyung adalah menjaga dongsaengnya. Bukankah seperti itu?
 Mungkin ia rela jika papan skate boardnya dipakai oleh Hanbin sekalipun ia sangat menyukai papan skateboard itu. Tapi apa harus ia merelakan Seulyeon untuk Jimin?
 Ia mungkin belum tau pasti apa yang akan diperbuat oleh sepupunya itu. Tapi Jinhwan punya perasa firasat yang baik. Dia adalah namja yang luar biasa peka. Dia tahu Seulyeon pasti menyukai dirinya, secara Seulyeon tidak pernah dekat dengan namja selain dirinya, dan juga dia tidak punya teman yeoja. Kemungkinannya sangat besar bukan?
Dan lagi Jinhwan tau, Jimin tidak akan diam saja demi apapun yang ia inginkan.
 “Argghh”
 Kesah Jinhwan sambil meremas dada sebelah kirinya. Jangan kamu tanyakan apa yang terjadi pada Jinhwan. Jinhwan sendiri tidak tahu sebenarnya ini apa, dia merasakan hal ini sudah sangat lama. Tapi tidak satupun orang lain yang mengetahuinya, toh Jinhwan memilih tidak peduli sekalipun itu adalah penyakit yang membahayakan.
Jinhwan memang tidak pernah peduli dengan dirinya sendiri.
 “Jinaniee!”
Teriak Seulyeon mencari namjanya yang seharian ini ia diamkan. Sayangnya walaupun Jinhwan mendengar teriakannya ia malah memilih untuk pura pura tertidur, padahal dadanya masih terasa sakit dan sulit bagi Jinhwan untuk memejamkan matanya.
 Seulyeon POV
 “Jinaniee!”
Teriakku pada tuan Kim. Ah Namja itu benar benar tidak bisa di ajak bercanda. Lagipula, apa iya dia lupa kalau sekarang hari ulang tahunnya? Dasar menyusahkan saja.
Aku langsung menaiki tangga ke lantai dua. Tentu saja.. apalagi yang akan kulakukan selain mencari si tuan tampan itu. Errrr.. aku tidak munafik kalau aku mengatakan Jinhwan tampan bukan?
Aku membuka pintu dengan sangat pelan. Aish si tuan tampan pura pura tidur rupanya.
“Aish.. kau kira aku tidak bisa membedakan kau benar benar tidur atau tidak hah!”
Teriakku sambil memukulinya dengan bantal. 10 tahun bukan waktu yang sebentar untuk mempelajari bagaimana cara Jinhwan tidur.
“Hiks..”
Mworagu? Apa itu tadi suara tangisan? Ya.. apa namja ini menangis? Aigo.. namja ini benar benar tidak berubah.
“Ya. Kau kenapa eoh? Aish masih saja kau ini. hey Jinhwan! Kau sudah 17 tahun sekarang! Aish.. anak ini”
 Aku memutuskan untuk membalik tubuh Jinhwan yang sedang tengkurap. Ughh kecil kecil dia juga berat. Aish kenapa susah sekali.
 “Jinhwan?”
Aku terkejut. Sungguh, baru kali ini aku melihat Jinhwan dengan wajah sangat pucat. Oh ayolah, tadi kulihat dia baik baik saja. Separah inikah aku mengabaikannya hingga ia sepucat itu?
“Yak Jinanie! Kita ke rumah sakit sekarang arra!”

X-Beautiful Liar-X

Aish mengapa taksi ini begitu lambat berjalan?
 “Ya! Ahjussi! Tidakkah kau lihat temanku sekarat!”
“Bersabarlah nona! Jalanan Seoul yang macet ini juga bukan salahku!”
 Serang balik supir taksi sialan ini. oh sungguh demi dewa pluto yang belum sempat aku ajak berkenalan. Aku tidak ingin sesuatu hal yang tidak baik terjadi hari ini lebih tepatnya sekarang.
 “Yeonniya.. gwaenchana..”
 Jawab Jinan terbata bata.
 Baik baik saja katanya? Mati saja kau Jinan. Aku sudah kehabisan akal untuk mengerti cara berpikirmu.
“Ya. Apa kau punya riwayat penyakit? Atau kau menyembunyikan sesuatu dariku?!”
 Bentakku pada si Tuan Kim yang menyandarkan tubuhnya di pahaku. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan sesekali tersenyum. Aish namja ini ingin rasanya kubuang dia dari pangkuanku dan meninggalkannya sendirian bersama supir taksi sialan didepanku itu.
 Tapi sungguh, bukan berarti saat aku mengumpat aku ingin Jinan mati saja.. itu berarti aku ikhlas melepasnya begitu saja. Tidak. Tidak akan pernah.
 Mau bagaimanapun dia tetaplah Jinanieku, aku menyayanginya lebih dari apapun yang kumiliki saat ini. dan aku mohon semoga persetanku dengan kemacetan tak berguna ini segera selesai.
 X-Beautiful Liar-X
 Hanbin POV
 “Mwoya! Baiklah noona aku, appa dan eomma akan segera kesana”
 Ah apa benar Jinan hyung sakit? Tadi pagi saat dia meninggalkan rumah dia terlihat sangat senang. Dia hanya cengar cengir menatapku saat akan membuka pintu keluar. Aku tau tadi pagi dia membawa sebuah kamus bahasa Perancis. Toh itu sudah pasti akan diberikan pada Seulyeon noona. Hyung tidak mungkin mempelajari semacam itu.
 Setelah memberitahu eomma dan appa, kami berangkat menuju rumah sakit yang telah Seulyeon noona berikan alamatnya.

X-Beautiful Liar-X

“Bagaimana keadaan putra kami dok?”
Tanya eomma pada dokter yang baru saja keluar dari kamar tempat hyung diperiksa. Kebetulan dokter yang memeriksa Jinan hyung adalah Appa dari teman hyung sendiri. Huseok hyung.
“Syukurlah nyonya, walaupun sedikit terlambat akan tetapi Jinhwan baik baik saja. anda boleh masuk tetapi saya mohon untuk 2 orang saja.”
Jelas dokter panjang lebar. Tentu eomma dan appa hanya mengangguk anggukan kepalanya. Jangan menanyakan Seulyeon noona. Dia tampak lebih sakit dari pasien yang kulihat berlalu lalang disini. Mungkin dia merasa bersalah, tapi kalau bukan karena Seulyeon noona , hyungku belum tentu selamat bukan?
“Noona..”
 Panggilku sambil menyentuh pundak Seulyeon noona yang tampak mengurung diri di ujung lorong rumah sakit. Aku tidak tahu sebenarnya apa yang telah terjadi, karena noona sendiri hanya bilang kalau ia sedang mengantar hyung ke rumah sakit itu saja.
 “Hiks hiks” *suara orang nangis gimana sih?*
 “Ya! Noona uljima.. Hyung tidak apa apa, kau jangan menangis. Appa dan eomma tidak akan membencimu hanya karena ini”
 Jawabku menenangkan noona. Aku tau aku tidak ahli dalam hal seperti ini. tapi aku mencoba, tapi sepertinya aku salah penerapan. Aku lupa kalau noona ini namja jadi jadian.
 “Aku tidak menangis karena hyungmu paboya!”
 Teriak noona yang memekakan telinga.
Harusnya aku membawa earphone untuk menyumpal telingaku—“
“Lalu?”
 “Tasku tertinggal di taksi! Ponsel dan kamus baruku ada disana huweeeeeeee!!!”

X-Beautiful Liar-X

Jinhwan POV

Aku benar benar bahagia saat ini.
Seulyeon benar benar sangat menyayangi dan mempedulikan diriku. Oh tentu saja aku ini kan sahabatnya.. aish pabo. Aku sudah berharap yang tidak tidak.
 Tapi... apa keputusanku untuk membohongi mereka semua itu salah? Ya tuhan, aku benar hanya ingin semua dongsaengku bahagia.

Flashback on.

“Kim Jinhwan, kau sudah merasakan gejala ini sejak lama bukan?”
 Aku mengangguk lemah mendengar kicauan ayah Huseok. Huh tidak Appa tidak anaknya sama saja.
 “Tapi aku mohon, paman jangan beritahukan pada mereka dulu”
 Pintaku sambil menggenggam erat tangan Appa Huseok—Dokter Jeong.
 “Biarkan mereka tau langsung dariku”

Flashback off.

“Jinanie!”
 Teriak Seulyeon begitu memasuki ruanganku. Yeoja ini tau saja aku sedang melamun.
 Seulyeon mengambil tempat duduk yang ada di dekat ranjang tidurku. Ia mendudukinya dan langsung mendekatkan kepalanya diatas tanganku. Ia mencoba memejamkan matanya. Entahlah dia sangat menggemaskan saat seperti ini.
 “Yeonniya, apa kau mengkhawatirkanku?”
 “Tentu saja bodoh. kau kenapa menanyakan hal yang tidak berguna aish”
 Jawab Seulyeon sekenanya tanpa mengubah posisinya sama sekali. Aku mengelus surai coklatnya dan memindahkan anak rambutnya ke belakang telinga. Lucu sekali, dia benar benar tampak seperti yeoja sekarang.
 Lama lama kuperhatikan wajahnya uh sangat cantik. Mendekati sempurna jika.. hey hidung Seulyeon memerah dan matanya sedikit membengkak? Apa dia barusaja menangis?
 “Yeonniya, irreonna”
 “Aku mengantuk Jinan, bisakah kau membiarkanku seperti ini? kau membuatku lelah seharian pabo”
“Arrata arrata, keundae.. bukankah ini jam bacamu? Kenapa kau tidur?”
 Tanyaku sambil mengubah posisiku menjadi terduduk dan Seulyeon kucoba mengangkatnya ke atas ranjangku, mencoba memeluknya mungkin terdengar bagus.
 “Kau jangan marah ya?”
 Gencar Seulyeon tetap dengan memejamkan matanya. Aku hanya bergumam tidak jelas untuk mengiyakannya. Toh mau seperti apapun nakalnya Seulyeon, aku tidak mungkin marah berlebihan.
 “Kau tau kan kamus dan ponselku ada didalam tas”
 “Hmm”
 “Tasku tertinggal di taxi sialan itu"
 “hah? Itu saja? toh ponselmu juga tidak ada isinya. Ponselmu bahkan hanya ponsel berfitur telefon dan sms. Dan lagi kamus, aku bisa menemanimu untuk membelinya lagi”
 “Tapi itu kan hadiah darimu Jinan”
 Eluh Seulyeon sambil mengeratkan pelukannya di pinggangku.
“Tapi kau hadiah terindah untukku. Kau tidak perlu menyesalinya. Arrachi?”
 Aku berharap hari ini tidak pernah berakhir. Biarkan aku seperti ini sampai pada akhirnya aku benar benar siap meninggalkannya tuhan.

X-Beautiful Liar-X

Jimin POV

“Mwo? Jadi Appamu yang menangani Jinhwan? Jinhwan mengidap penyakit jantung? Ah sudah kuduga anak itu pasti berpenyakit!”
 Jawabku puas setelah mendapat uraian penjelasan dari Huseok. Anak itu benar benar sangat bisa diandakan.
 “Molla, mungkin besok atau lusa aku akan pindah ke rumahnya. Tentu aku menunggu kepulangan Jinhwan.”
 Jawabku ketika Huseok menanyakan kepindahanku menuju keluarga pamanku. Ah menyebalkan sungguh.
 “Toh kau akan dapat bonus lebih sering bertemu Seulyeon bukan?”
 Seru Huseok dari seberang sana. Huseok benar benar teman terbaikku. Aku mengetuk ngetuk meja sambil tersenyum setelah sadar akan bonusan itu dan membayangkan bagaimana nanti aku dan Seulyeon bermesraan berdua. Pasti sangat indah bukan?
“Tentu saja! kita laksanakan saja rencana kita selanjutnya setelah aku pindah” 
Bipp
Aku mematikan sambungam telepon dan langsung menghubungi Jungkook, Taehyun dan Nayeon. Pasti mereka sangat menyukai ideku. Seulyeoni. Kau akan jadi milikku lagi untuk selamanya.
Hahaha. 
Aku beranjak dari ruang tamu menuju kamarku. Aku hanya ingin mengganti sepatu dan mengambil jaket kulit kesayangan milikku. Ah aku butuh bersenang senang. 
2 botol soju mungkin terdengar sangat baik.
Aku mengambil kunci mobil yang menggantung bebas ditempatnya. Sial besok hari terakhirnya bisa bergantung bebas disini. Ah apa yang tengah dilakukan Appa hingga bangkrut? Menyusahkan cih!
Aku mengegas mobilku dengan kecepatan penuh. Berharap lekas sampai di disko terdekat. Mungkin pemandangan disana juga bisa meringankan stres ku. 
Perlahan aku membuka pintu disco bernama “Sang Disco” itu. Tidak ada yang aneh, sama saja seperti diskotik pada umumnya. Hanya saja warna lampu disini cenderung warna gelap. Aku tidak tahu mengapa. 
Aku berjalan pelan sambil mengamati seisi ruangan. Ini masih siang dan cukup sepi untuk hitungan diskotik sebesar ini. 
“Aw..” 
Sialan aku menabrak seseorang. 
“Mian.. aku tidak melihat..—“
“Kau!” teriak kami bersamaan. 
TBC-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar